Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Sebagai negara bahari yg besar , bahari nir bisa dipisahkan begitu saja menurut negeri ini. Laut merupakan asal berdasarkan segala rezeki yg bisa dipanen kapan saja. Laut merupakan gudang harta yg wajib dijaga dan dihormati sampai kapan pun terutama bagi mereka yg bermata pencaharian menjadi nelayan.

Sebagai wujud rasa syukur & juga hormat kepada alam, beberapa warga pada Indonesia kerap melakukan tradisi sesaji kepada laut. Pada bulan-bulan eksklusif nelayan atau penduduk di pesisir pantai melakukan larung sesaji ke samudera . Salah satu tradisi larung sesaji yang cukup terkenal di Indonesia adalah Petik Laut yg diadakan di Muncar, Banyuwangi. Berikut cerita tentang sedekah bumi termegah pada Indonesia itu.

SEJARAH PETIK LAUT

Tidak ada yang tahu kapan tradisi Petik Laut mulai diadakan di Muncar, Banyuwangi. Menurut penuturan para sesepuh yang ada di sana, tradisi ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Para nelayan yang berasal dari etnik Madura memulai tradisi ini dibantu oleh nelayan dari daerah lain yang kebetulan juga bekerja dan menangkap ikan di kawasan perairan Muncar dan sekitarnya.
Kapal hias memeriahkan acara petik laut [sumber]

Tradisi yang awalnya hanya buat syukuran hasil laut yg melimpah mendadak berubah menjadi semacam pesat rakyat. Petik Laut merupakan event tahunan yg digarap menggunakan sangat apik sang rakyat lokal sana. Mereka akan mendedikasikan poly waktunya buat menghias bahtera hingga menyiapkan segala keperluan yg terdapat sampai lengkap pada hari Petik Laut berlangsung.

TUJUAN PETIK LAUT

Tujuan utama dari Petik Laut adalah untuk bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan banyak rezeki kepada nelayan. Setiap tahun, nelayan bisa memanen banyak ikan seperti tidak ada habisnya. Sebagai wujud rasa syukur itu, warga melakukan sedekah laut dengan mengarak banyak kapal yang telah diberi hasil bumi dan beberapa sesaji lainnya.
Meriahnya acara petik laut [sumber]

Selain bersyukur kepada Tuhan, prosesi ini pula dilakukan buat menaruh persembahan kepada penguasa bahari selatan. Tidak bisa dimungkiri lagi, bagi pelaut atau nelayan, kekuatan nir kasat mata pada laut selatan masih dianggap dengan kuat. Selain pada penguasa bahari selatan, upacara larung sesaji ini jua dilakukan buat menghormati leluhur yang sudah mengajarkan mereka cara menangkap ikan dengan benar pada samudera .

PROSESI PETIK LAUT

Prosesi Petik Laut diadakan dengan mengumpulkan banyak barang sesaji. Benda yang harus ada untuk prosesi ini adalah kepala kambing hitam dengan badan yang berwarna putih. Kelak kepala kambing ini akan diberi pancing yang terbuat dari emas dan ditancapkan pada lidahnya. Saat prosesi dilakukan, kepala ini akan dilarung ke lautan sebagai wujud rasa syukur yang tiada batasnya.
Melarung sesaji sebagai salahsatu prosesi Petik Laut [sumber]

Sebelum arak-arakan menuju daerah samudera dilakukan, sesaji akan diarak keliling desa. Para penari gandrung akan menyambut arak-arakan itu sebelum akhirnya naik ke atas bahtera. Setelah semua sesaji dinaikkan ke atas kepal, mereka akan segera menuju tengah lautan yg berarus tenang. Satu per satu sesaji yang dibawa akan dilemparkan ke lautan. Oh ya, pada prosesi ini umumnya terdapat masyarakat yang terjun ke samudera untuk merogoh barang-barang yang telah dilemparkan itu.

NILAI BUDAYA DALAM PETIK LAUT

Nilai budaya yang terkandung dalam ritual Petik laut ini sangatlah besar. Warga menjunjung tinggi dan menjaga laut mereka yang memberikan rezeki tanpa batas. Dengan adanya tradisi ini, mereka akan menjaga lautan dari perusakan agar terus mendapatkan banyak limpahan rezeki. Tanpa laut, hidup mereka tidak akan berjalan dengan baik.
Nelayan bergotong royong menghias kapal [sumber]

Selain unsur budaya, unsur kekeluargaan juga terlihat menggunakan sangat akbar pada prosesi ini. Semua rakyat bahu-membahu pada menyiapkan program. Mereka akan bersama-sama menyukseskan program yg sangat penting bagi mereka. Tidak terdapat si kaya atau si miskin, seluruh melakukan pekerjaan bersama-sama demi kemakmuran.

Sumber : Adi Nugroho. Petik Laut, Tradisi Larung Sesaji Termegah di Indonesia yang Diadakan Saat Bulan Suro

Semoga Bermanfaat...

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: