Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Huhate tidak dapat dipisahkan menggunakan para nelayan pemburu Cakalang. Kegiatan memancing Cakalang lebih banyak menggunakan huhate buat mendapatkan ikan pada jumlah banyak tetapi menggunakan ketika yang nisbi lebih singkat. Konon seseorang pemancing sanggup memancing 40 ? 50 ekor per mnt.

Kelompok Nelayan di Larantuka menerapkan praktik perikanan yang bersahabat dan berkelanjutan dengan teknik Huhate (pole and line). Ini adalah solusi yang harus kita sebar luas demi menjaga masa depan laut kita tetap sehat dan terlindung dari praktik penangkapan ikan yang merusak

Untuk memancing memakai huhate, umumnya kelompok nelayan memakai kapal khusus yang dimodifikasi sedemikian rupa sebagai akibatnya pemancing bisa duduk atau berdiri mengelilingi tepian kapal.

Huhate sebenarnya mirip seperti joran yg dipakai kebanyakan nelayan, namun masih sangat tradisional. Tangkai pancingnya menggunakan bambu spesifik yang lentur, kemudian kail yg nir berkait diikat dalam seutas tali. Pada kail Huhate umumnya diberi bulu ayam atau rabat tali rafia sehingga menyamarkannya menurut penglihatan ikan. Tak lupa diberi pemberat buat memudahkan pemancing mengarahkan kailnya ke bahari. Apabila tidak menggunakan pemberat, kemungkinan besar kail akan melayang tidak karuan lantaran angin.

Umpan yang digunakan adalah ikan teri yg diambil menurut pukat teri atau bagan, diusahakan permanen hayati agar lebih gampang memancing sekumpulan cakalang. Untuk memulai pemancingan, pertama-tama para nelayan mencari posisi ikan, kemudian umpan dilepas disekitar kapal sesudah itu kegiatan memancingpun dilakukan. Hampir semua tepian kapal masih ada instalasi pipa buat menyemprotkan air guna mengelabuhi ikan.

Memancing menggunakan memakai huhate terbilang sangat efektif, lantaran ikan-ikan kecil tidak ikut tertangkap.

HUHATE (POLE AND LINE)

Sebelum pemancingan, dilakukan penyemprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhapap kapal atau para pemancing. Adanya faktor umpan hidup inilah yang membuat cara penangkapan ini menjadi agak rumit. Hal ini disebabkan karena umpan hidup harus sesuai dalam ukuran dan jenis tertentu, disimpan, dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup. Ini berarti diperlukan sistem penangkapan umpan hidup dan desain kapal yang sesuai untuk penyimpanan umpan supaya umpan hidup dapat tahan sampai waktu penggunaannya. Secara umum alat tangkap pole and line terdiri atas joran (bambu atau lainnya) untuk tangkai pancing, /polyethylene/ untuk tali pancing dan mata pancing yang tidak berkait terbalik.
Alat tangkap huhate (pole and line)

Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing huhate tidak berkait misalnya lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yg halus supaya tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate memiliki konstruksi spesifik, dimodifikasi menjadi lebih panjang, sebagai akibatnya bisa dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran mini . Di dinding bagian lambung kapal, beberapa centimeter pada bawah dek, masih ada sprayer dan di dek terdapat beberapa loka ikan umpan hidup. Sprayer adalah indera penyemprot air.

Alat tangkap pole and line ini merupakan sebagi berikut:

1. Joran (galah)

Bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang umum digunakan adalah bambu yang berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 – 2,5 m dengan diameter pada bagian pangkal 3 – 4 cm dan bagian unjuk sekitar 1 – 1,5 cm. Sebagaimana telah banyak digunakan joran dari bahan sintesis seperti plastik atau fibres.
Salah satu bentuk jorang huhate dari bambu

2. Tali utama (main line)

Terbuat dari bahan sintesis/polyethylene/ dengan panjang sekitar 1,5 – 2 m yang disesuaikan dengan panjang joran yang digunakan, cara pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor tali adalah No 7.
Bagian - bagian dari alat tangkap huhate (pole and line)

tiga. Tali sekunder

Terbuat dari bahan monofilament berupa tali berwarna putih sebagai pengganti kawat baja /(wire leader)/ dengan panjang berkisar 20 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat gigitan ikan cangkalang.
Bagian - bagian dari alat tangkap huhate (pole and line)

4. Mata pancing /(hook) Yang tidak berkait balik

Nomor mata pancing yang digunakan adalah 2,5 – 2,8. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk slinder dengan panjang sekitar 2 cm dan berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap dan menarik perhatian ikan cangkalang. Selain itu, pada sisi luar silender terdapat cincin sebagai tempat mengikat tali sekunder. Dibagian mata pancing dilapisi dengan guntingan tali rafia berwarna merah yang membungkus rumbia-rumbia tali merah yang juga berwarna sebagai umpan tiruan. Pemilihan warna merah ini disesuaikan dengan warna ikan umpan yang juga berwarna merah sehingga menyerupai ikan umpan.
Bentuk mata pancing huhate (pole and line)

Dalam aplikasi operasi dengan alat pole and line ini pada samping digunakan umpan tiruan berupa sobekan-sobekan kain, guntingan tali rafia, ataupun bulu ayam juga digunakan umpan hidup. Umpan hidup ini digunakan buat lebih menarik perhatian ikan cakalang agar lebih mendekat pada areal buat melakukan pemancingan. Sedangkan pada melakukan operasi pemancingan digunakan pancing tanpa umpan. Hal ini bertujuan buat efisiensi & efektifitas alat tangkap, lantaran ikan cakalang termasuk pemangsa yg rakus. Hal ini sesuai menggunakan pendapat ayodhya (1981) bahwa jika ikan makin poly & makin bernafsu memakan umpan, maka digunakan pancing tanpa umpan & mata pancing ini tidak beringsang

(nir berkait).

5. Umpan

Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini akan mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan.
Ikan teri yang digunakan sebagai umpan

Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya adalah teri /(Stolephorus spp.).

TEKNIK PENGOPERASIAN

Teknik operasi penangkapan ikan menggunakan pole and line yaitu, sehabis semua persiapan sudah dilakukan, termasuk penyediaan umpan hayati, maka dilakukan pencarian grup ikan sang seorang pengintai yang tempatnya umumnya dianjungan kapal, & memakai teropong. Pengoperasian bisa jua dilakukan didekat rumpon yg sudah dipasang terlebih dahulu. Setelah menemukan gerombolan ikan wajib diketahui arah renang ikan tadi baru lalu mendekati gerombolan ikan tadi. Sementara pemancing sudah harus bersiap masing-masing dalam sudut kiri kanan dan haluan kapal. Cara mendekati ikan wajib menurut sisi kiri atau kanan dan bukan dari arah belakang.

Pelemparan umpan dilakukan oleh /bouy-bouy/ setelah diperkirakan ikan telah berada dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun ke arah haluan kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal. Pada saat pelemparan umpan tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan agar ikan tetap berada didekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin kapal dimatikan. Sementara jumlah umpan yang dilemparkan kelaut dikurangi, mengingat terbatasnya umpan hidup. Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin mengingat kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Pemancingan biasanya berlangsung 15-30 menit.
Nelayan sedang menangkap ikan denga alat tangkap huhate

Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan menurut mata pancing disebabkan dalam saat joran disentuhkan ikan akan jatuh keatas kapal & terlepas sendiri menurut mata pancing yg tidak berkait. Berdasarkan pengalaman atau keahlian memancing nelayan, pemancing kadang dikelompokkan kedalam pemancing kelas I, II, & III. Pemancing kelas I (lebih berpengalaman) ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II ditempatkan disamping kapal, dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal relatif jauh dari haluan. Untuk memudahkan pemancingan, maka dalam kapal Pole and Line dikenal adanya ?Flying deck? Atau loka pemancingan.

Pemancingan dilakukan serempak sang semua pemancing. Pemancing duduk pada sekeliling kapal menggunakan pembagian grup berdasarkan keterampilan memancing. Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat mata pancing berikan sebanyak 50-60 ekor per mnt.

Pemancing I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan supaya lebih poly ikan tertangkap.

Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri & kanan kapal. Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya merupakan orang-orang yang baru belajar memancing & pemancing berusia tua yang tenaganya telah mulai berkurang atau sudah lamban. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam ketika pemancingan dilakukan jangan terdapat ikan yg lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan kelompok ikan menjauh menurut sekitar kapal.

Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pemancingan adalah menghindari ikan yang telah terpancing, jatuh kembali ke laut. Hal ini akan mengakibatkan gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil waktu. Di samping itu, banyaknya ikan-ikan kecil di perairan sebagai /natural bait/ akan menyebabkan kurangnya hasil tangkapan. Jenis-jenis ikan tuna, cakalang, dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat tangkap Pole and Line.

Sumber : disini

Semoga Bermanfaat...

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: