Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Sebagai ikan yang terancam punah, arawana dilindungi & diawasi oleh pemerintah. Karena itu, ada larangan penangkapan arwana pada perairan alami & larangang perdagangan arwana hasil tangkapan. Tetapi kini arwana masih dicari & diburu orang secara illegal buat diperdagangkan.

Perseteruan yang sering dihadapi dalam pemeliharaan arwana adalah serangan penyakit. Secara alami, arwana sudah memiliki sistem pertahanan tubuh buat smencegah masuknya patogen, yaitu : ? Gabungan kulit, sisik, & lendir yg berfungsi buat menahan masuknya bahan yg bersifat toksik (racun). ? Sistem sel darah putih & organ tubuh ikan, seperti hati yg bisa menetralisir bahan-bahan yang bersifat toksik. ? Vaksinasi untuk membangun sistem kekebalan tubuh, sehingga bisa Mengganggu masuknya penyakit yang ditimbulkan oleh virus, bakteri, dan protozoa.

Pemicu keluarnya penyakit dalam arwana ada 3, faktor yakni menurunnya kualitas lingkungan pemeliharaan, adanya jasad patogen, & kondisi arwana yang lemah. Bila arwana terjangkit penyakit, dapat dipastikan disebabkan oleh beberapa faktor tersebut. Untuk mencegah dan mengobatinya maka harus diketahui faktor penyebabnya.

Sistematika

Sistematika arwana golden red dari Weber & Beaufort merupakan sebagai berikut : ? Filum : Chordata

? Subfilum : Vertebrata

? Kelas : Pisces

? Subkelas : Teleostei

? Ordo : Malacopterygii

? Famili : Osteoglossidae (Bonytongues)

? Genus : Sclerophagus

? Species : Sclerophagus formosus

Morfologi

Sclerophagus formosus sekarang dikenal menjadi ikan naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki irri menjadi berikut : ? Tubuh & kepalanya tampak padat.

? Tubuh berbetuk pipih dan punggungnya agak datar.

? Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan & kiri tubuh 20-24 cm.

? Mulut menunjuk keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.

? Ukuran mulutnya lebar & rahangnya cukup kokoh.

? Jumlah gigi 15-17 buah.

? Memiliki tutup insang.

? Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).

? Sirip anus lebih panjang menurut dalam sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip perut,

? Panjang arwana dewasa 30-80 cm.

? Sisik berbentuk bundar , berukuran besar dan permukaannya mengkilap.

Arwana Golden Red memiliki warna dasar kuning keemasan, terutama sisik kepalanya. Batas antara sisik golden red berwarna hitam. Bagian ekor dan sirip belakangnya berwarna kemerahan, tetapi bibirnya tidak bergincu misalnya arwana super red. Warna emasnya tidak sampai kepunggung.

Habitat dan Penyebaran

Dihabitat aslinya arwana hayati diperairan tawar. Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang & rawa atau danau yg berkedalaman dua-3 meter. Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi flora air, & ber-pH relatif asam. Daerah penyebaran arwana golden red yaitu perairan Riau, Jambi, Medan, & Kalimantan.

Pemilihan Induk

Sebelum arwana dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Arwana yg akan dijadikan induk wajib benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :

? Warna terperinci dan tidak pudar

? Sehat, bebas penyakit, & tidak stigma

? Mata berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna kuning kecoklatan

? Tubuh tidak bengkok

? Tutup insang bekerja sempurna

? Ukuran tubuh & kepalanya besar

? Lubang lisan relatif mini , tetapi rongga dalam mulutnya akbar

? Pangkal ekor besar dan tebal menggunakan sirip ekor lebar

? Sisiknya besar & tersusun rapi

Teknik Pemijahan

Dalam pemijahan arwana maka diharapkan rangsangan agar arwana mau memijah. Rangsangan tadi bisa asal dari luar tubuh atau dari pada tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh asal berdasarkan telur yang matang & keluarnya hormon gonadotrofin yang dihasilkan sang kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan sang bau amis ikan lain yg sedang memijah atau bau amis yg sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang pula dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor berdasarkan tanah. Pemijahan arwana secara alami merupakan melalui pemijahan massal. Pemijahan ini generik dilakukan lantaran adanya kesulitan pada menentukan secara pasti jenis kelamin arwana. Arwana dibiarkan pasangannya & kawin sendiri secara alami. Proses pemijahan diawali menggunakan percumbuan yang ditandai menggunakan ke 2 ikan saling berkejaran. Kedua induk tadi saling berenang berdekatan, lalu meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur & arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang membalik dan menyongsong telur yang sudah dibuahi sang induk jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut akan melalui masa pengeraman dan penetasan didalam lisan induk betina selama 40-45 hari.

Pemeliharaan Larva

Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yg bisa dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, terdapat juga yang bisa menghasilkan larva sampai 80-120 ekor. Larva atau benih yg berumur 30 hari masih dipelihara pada akuarium, akuarium yg digunakan umumnya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yg dapat menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium usahakan ditempatkan diruang yg bercahaya redup. Akuarium buat pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.

Pemberian Pakan

Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan lantaran masih mempunyai egg yolk (kuning telur) menjadi cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan sehabis berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis. Larva bisa diberi pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus. Setelah 1 minggu diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hayati yg jinak. Arwana diberi pakan tiga-lima kali sehari. Pakan yg diberikan buat satu anakan arwana adalah 2 ekor ikan atau udang buat setiap hadiah pakan.

Jenis-Jenis Penyakit

Penyakit yang biasa menyerang arwana merupakan menjadi berikut :

A. Penyakit bintik putih ? Penyebab

Penyebab penyakit bintik putih adalah protozoa Ichthiopthirius multifiliis. Faktor pendukung penyebab pemyakit ini adalah kualitas air yang tidak baik, suhu yang terlalu rendah, pakan yg tidak baik, & kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air dan hubungan langsung antar ikan.

? Gejala agian tubuh arwana yg diserang merupakan sel lendir, sisik, & lapisan insang. Arwana yang terserang penyakit ini tampak sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan tubuhnya kedinding wadah, keluarnya bintik putih pada insang dan sirip, lapisan lendir rusak, dan terjadi pendarahan pada sirip & insang.

B. Penyakit penducle

? Penyebab Penyakit ini seringkali disebut menggunakan penyakit air dingin (cold water descareases) yang mampu terjadi pada suhu 160 C. Penyebabnya adalah bakteri Flexbacter psychropahila yang berukuran lebih kurang 6 mikron. ? Gejala Arwana yg terserang penyakit penducle tampak lemah, nir mempunyai nafsu makan, timbul borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan.

C. Penyakit Edward siella ? Penyebab Penyebabnya merupakan bakteri Edward siella terda yg berukuran lebih kurang 0,5-0,75 mikron. ? Gejala apabila telah terinfeksi penyakit ini, akan ada luka mini pada kulit dan daging arwana, disertai menggunakan pendarahan. Luka tersebut akan sebagai bisul & mengeluarkan nanah. Serangan lebih lanjut bisa mengakibatkan luka dalam hati dan ginjal.

D. Penyakit gatal

? Penyebab Penyakit yang sering menyerang benih arwana ini disebabkan sang Trichodina sp. Bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang.

? Gejala Serangan penyakit gatal ditandai dengan gerakan arwana yg lemah dan tak jarang menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras dan dinding wadah pemeliharaan.

Cara Pengobatan Untuk mengetahui cara pengobatan arwana yang terjangkit penyakit bisa dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Penyakit yg disebabkan sang parasit

Bintik putih Methylene Blue (MB 1%) sebanyak 1 gram dilarutkan pada 100 cc air. Ambil dua-4 cc larutan tersebut dan encerkan balik didalam 4 liter air. Arwana yang sakit selanjutnya direndam didalam larutan tadi selama 24 jam. Perendaman dilakukan tiga-lima kali menggunakan selang ketika 1 hari. Arwana yang terjangkit penyakit yg ditimbulkan sang parasit dapat diberikan ekstrak sambang darah. Dosis yang digunakan yaitu 0,lima mililiter ekstrak sambang darah buat lima liter air. Arwana yang terjangkit penyakit didipping setiap hari selama 30-60 mnt, hingga arwana benar-benar sembuh.

Gatal Arwana yg sakit diobati menggunakan cara merendamnya pada pada larutan formalin 150-200 ml/m3 air atau 150-200 ppm selama 15 menit.

Tabel dua. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri

Penducle Merendam arwana yang sakit di dalam oxytetracycline 10 ppm selama 30 mnt (100 mg/l). Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan sang bakteri dapat diberikan ekstrak kunyit. Dosis yg dipakai yaitu 0,5 ml ekstrak kunyit buat lima liter air. Arwana yg terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 mnt, hingga arwana benar-sahih sembuh. Edward siella Pengobatan dengan bahan kimia dapat dilakukan menggunakan mencampur Sulfamerazine ke dalam pakan. Dosis yg dipakai adalah 100-200 mg buat setiap 1 kg berat arwana. Sulfamerazine tersebut diencerkan pada pada 1 m3 air higienis dan disemprotkan kepakan. Pakan didinginkan hingga kemarau & diberikan kepada arwana berturut-turut selama tiga hari.

Uraian Tanaman Bahan Alami

A. Sambang darah (Excoecaria cochinnensis Lour) Sambang darah umumnya ditanam menjadi flora hias atau tumbuh liar dihutan dan ditanam dipekarangan menjadi pagar hayati atau flora obat. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan perdu yg tumbuh tegak menggunakan tinggi 0,lima-1,5 meter & bercabang poly. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan stek btg atau cangkokan. Sifat dan khasiat Tumbuhan ini berguna membunuh parasit (parasitisid), menghilangkan gatal (antipuritik), dan menghentikan pendarahan (hemostatis). Sifatnya hangat dan cita rasanya pedas. Kandungan kimia Sambang darah mengandung tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Dan getahnya mengandung resin & senyawa beracun. Bagian yg bisa digunakan buat obat Bagian yang bisa dipakai menjadi obat adalah daun, batang dan akarnya.

B. Kunyit (Curcuma domestica Val)

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 centimeter. Batang merupakan batang semua, tegak, bundar , membangun rimpang menggunakan rona hijau kekuningan & tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Bunga majemuk yg berambut & besisik dari pucuk btg semua, panjang 10-15 cm menggunakan mahkota kurang lebih tiga centimeter & lebar 1,5 centimeter, berwarna putih kekuningan atau kekuningan. Ujung & daun pangkal runcing, tetapi daunnya yang homogen. Kulit luar rimpang berwarna jingga agak coklat, daging buah merah jingga kekuning-kuningan. Sifat dan khasiat Kunyit bersifat mendinginka. Zat pada rimpang kunyit berkhasiat buat menghambat atau membunuh mikroba. Bagian yg dapat dipakai buat obat Bagian kunyit yang digunakan sebagi obat merupakan umbi akar.

C. Cara pembuatan ekstrak Sambang darah :

Sebelum dibuat sebagai ekstrak, daun sambang darah harus dicuci higienis terlebih dahulu. Daun tersebut dihaluskan sebanyak 250 gram & ditambah air sebesar 50 mililiter. Setelah dihaluskan airnya diambil menggunakan cara menyaring. Air yang sudah diambil adalah ekstrak sambang darah. Kunyit : Sebelum dibentuk sebagai ekstrak, rimpang kunyit dibersihkan terlebih dahulu. Rimpang yg sudah dibersihkan diparut sebanyak 250 gr & ditambah air higienis sebesar 50 ml. Setelah diparut kunyit diambil ektraknya menggunakan cara menyaring.

Pengobatan yg dilakukan dengan menggunakan bahan alami, adalah tahapan percobaan, hal ini ditimbulkan karena dosis yang diberikan belum adalah inovasi baku. Tetapi yang telah pasti merupakan pegobatan menggunakan bahan alami adalah pengobatan yang baik, kerena sudah terbuktikan sanggup menyembuhkan penyakit orang yang telah parah, berarti bisa diteliti lebih lanjut buat kesehatan ikan. Tanaman obat-obatan ini bisa ditemui dimana saja lantaran sebagian tanaman obat ini dipakai sebagai bumbu masak.Selain itu pula dibutuhkan pelestarian flora obat-obatan ini, agar agar tidak punah.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).

Dalimartha ,S. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”. (Jakarta: Puspa Swara, anggota IKAPI 2004).

http://www.arowana.com

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.aqua-fish.net/imgs/fish/silver-arowana-4.jpg&imgrefurl=http://www.aqua-fish.net/show.php%3Fh%3Dsilverarowana&usg=__3eflCbLescuFvEJeDp_v3xYn3EE=&h=600&w=800&sz=38&hl=id&start=6&sig2=UF4Px4UqV2sIpET0bjwfdA&zoom=1&tbnid=-vn0T5shCGGc9M:&tbnh=107&tbnw=143&ei=VeR4UeGeB8bPrQeY8oHQBA&itbs=1&sa=X&ved=0CDYQrQMwBQ

H.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Arwana Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: