Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

1.       Membedakan jantan dan betina

Sebelum melakukan pembenihan pembudidaya lobster wajib bisa mengetahui terlebih dulu perbedaan antara lobster jantan & betina. Cara membedakan kelamin yg paling belia adalah menggunakan teknis visual berdasarkan atas.Lobster jantan bisa pada lihat bila pada capik sebelah luarnya terdapat bercak berwarna merah. Namun, tanda merah itu baru ada waktu lobster berumur tiga-4 bulan atau sehabis lobster berukuran tiga inc (7 centimeter). Tanda merah ini juga adalah tanda lobster jantan telah siap kawin (matang gonad). Sedangkan pada lobster betina pada bagian yg sama tidak tampak tonjolan (penis). Ciri lobster betina adalah masih ada lubang pada pangkal kaki ketiga dari bawah (ekor). Lubang tadi merupakan kelamin lobster betina dan tempat mengeluarkan telurnya.

2.       Pemilihan induk

Pilih indukan yg ukuran pada atas 4 inci (10 cm) atau berumur pada atas 5-6 bulan karena lobster misalnya ini akan mempunyai jumlah anakan cukup banyak.

Tips menentukan calon indukan yg berkualitas;

a.       Pilih indukan yang pertumbuhannya paling cepat di antara lobster-lobster yang lain

b.      Beli indukan di tempat penjual indukan yang telah bersertifikat

c.       Perhatikan kelaminnya, jangan pilih lobster yang ”banci”. Pasalnya ada indukan yang mempunyai indukan betina, tetapi juga memiliki kelamin jantan (sering di sebut dengan lobster banci). Lobster tersebut kemungkinan besar tidak bisa bertelur

d.      Pilih lobster yang badannya gemuk. Hindari memilih indukan yang kepalanya besar tetapi tubuh dan ekornya kecil. Ciri tersebut menandakan lobster kurang makan.

e.      Kawinkan lobster minimum ketika berumur 4 inci atau kira-kira berumur 5-6 bulan. Semakin kecil (muda) lobster di kawinkan, pertumbuhan anakannya akan selalu lambat. Misalnya, jika mengawinkan lobster ukuran 3 inci (7,5 cm) dan 4 inci (10 cm) akan jauh lebih cepat daripada yang 3 inci. Namun, bukan berarti ukuran tubuh anakan lobster 3 inci tidak bisa melebihi tubuh induknya. Lobster tersebut tetap bisa tumbuh melebihi induknya tetapi prosesnya lebih lambat. Lobster ukuran 3 inci memiliki jumlah telur maksimum 50 butir, sedangkan lobster berukuran 4 inci bisa menghasilkan telur 200 butir.

f.        Calon indukan lobster berkualitas bisa didapat dengan cara memisahkan lobster jantan dan betina ketika mereka berukuran 2 inci (5 cm). Paling bagus baru di kawinkan  setelah masing-masing mencapai ukuran minimum 4 inci (10 cm).

g.       Perlu juga diketahui asal usul lobster atau keluarganya pilih jenis lobster yang murni dari spesies tertentu agar pertumbuhan anakan lobster lebih baik.

3.       Mengawinkan Lobster

Gabungkan indukan jantan dan betina lobster menjadi satu dalam suatu media akuarium yang berukuran 1x 0,5 meter tinggi 25 cm bisa di masukan sekitar 5 lobster betina dan 3 lobster jantan. Satu jantan prinsipnya mampu membuahi 30 betina tetapi dalam perkawinan di akuarium  digunakan 3 lobster jantan karena dalam perkawinan tersebut lobster betina lebih dominan dalam memilih pasangan yang cocok sehingga jika hanya ada 1 ekor lobster jantan di dalam akuarium, kemungkinan ke 5 lobster betina untuk kawin dan bertelur semua menjadi lebih kecil.

Kebiasaan lobster dalam melakukan perkawinan saling mencari kecocokan. Ketika mengawinkan lobster, berukuran tubuh lobster jantan & betina nir harus sama karena pada daerah asal aslinya, lobster jantan memang mempunyai tubuh lebih besar daripada lobster betina.

Jika media perkawinan menggunakan akuarium ukuran 1x 0,5 x 0,lima meter, letakan minimum 8 butir pipa paralon berdiameter 2 inci dan panjang 15-20 cm, tergantung dalam berukuran indukan. Indukan berukuran 4 inci, panjang paralon yang pada pakai 15 cm & indukan dengan berukuran lima-6 inci panjang paralonnya 20 centimeter. Dua minggu selesainya lobster jantan dan betina di gabungkan umumnya sudah ada indukan bertelur.

Lobster dalam masa perkawinan akan saling berhadap-hadapan menciptakan perpaduan alfabet Y. Lobster jantan akan mengeluarkan sperma & meletakannya di dekat pangkal ke dua kaki lobster betina. Sperma tadi berwarna putih, menggumpal, relatif keras, & larut ke air. Setelah pada buahi, lobster betina akan menyingkir menurut lobster jantan sampai perlahan-lahan mengeluarkan telurnya menurut lubang pangkal kaki ketiga melewati sperma kemudian turun ke ekor atau abdomennya. Telur pada kumpulkan didalam abdomennya sambil ekornya menutup kedap selama seminggu pertama.

4.       Pemindahan Induk Pengeraman dan Penetasan Telur

Setelah minggu ke-dua atu ke-3 telur baru bisa menempel dengan baik pada kaki renangnya, & si betina akan berjalan keliling menggunakan ekor terbuka sehingga telurnya dapat terlihat. Dalam keadaan misalnya ini induk dapat dipindahkan dari akuarium perkawinan, ke kolam penetasan yang ukuran 1x 2 meter, atau ke kolam penetasan masal memakai kurungan keranjang. Resiko meletakan induk ke dalam akuarium adalah wajib memindah-mindahkan lagi, karena selesainya satu bulan harus di pisah-pisahkan lagi ke dalam akuarium

Ciri Ciri Proses Pematangan Telur :

a.       Minggu kedua bentuk telur masih bulat

b.      Minggu ketiga mulai terlihat dua bintik hitam pada telur. Binitk hitam tersebut merupakan embrio

c.       Minggu keempat, capit, sungut, dan kakinya mulai tumbuh. Pada fase ini, lobster masih belum bisa mandiri. Jika fase ini telur rontok dari induknya kemungkinan besar embrio tersebut akan mati. Ketika menempel di kaki renang induknya, ibunya akan dengan telaten merawat embrio tersebut dengan cara menggoyang-goyangkan kaki renangnya untuk memberikan oksigen  pada anak-anaknya, sering kali si induk akan merapikan telurnya menggunakan kaki jalannya.

d.      Minggu kelima hampir seluruh kuning telur sudah habis. Ketika, embrio mulai lepas satu persatu dari induknya untuk mencari makanan sendiri. Meskipun sudah lepas, embrio bisa saja menempel ke kaki renang induknya sehingga ketika anakan sudah lepas sekitar 70%, sisanya sebanyak 30% yang masih menempel sebaiknya dirontokan saja karena di khawatirkan naluri keibuannya sudah hilang akibat terlalu lama menggendong telur.

Setelah bersih, si induk betina dipindahkan ke akuarium lain buat istirahat selama 2 minggu sampai berganti kulit. Tujuannya, apabila berganti kulit, ukuran lobster menjadi semakin besar , sebagai akibatnya semakin poly pula jumlah anakan yang dihasilkan pada penetasan berikutnya lantaran semakin besar tubuh lobster betina, kapasitas penyimpanan telurnya akan bertambah besar .

Semakin bertambah usia & ukuran lobster, jumlah telurnya terus bertambah, tetapi frekuensi bertelurnya sebagai lebih sporadis. Ketika sedang pada masa istirahat panjang (1 bulan), ada kemungkinan induk sudah matang gonad. Induk seperti ini dapat mengeluarkan telur sendiri tanpa dibuahi. Namun, telur yang dihasilkan merupakan telur kosong sebagai akibatnya saat induk menggendong telur selama 1-2 minggu & merasakan bahwa telur yg digendongnya nir terdapat pertumbuhan maka telur tersebut akan dimakannya.

Jika air ditempat perkawinan & air ditempat penetasan memiliki disparitas suhu dan pH, letakan terlebih dulu lobster yg sedang bertelur tersebut kedalam baskom yang diisi menurut akuarium perkawinan baru kemudian dipindahkan kekolam penetasan menggunakan dipercik-percikan air kolam supaya suhu & pH air di baskom stabil.

5.       Pemeliharaan Benih

Setelah menetas, anakan lobster nir cocok diberi makanan menurut jenis sayuran dan umbi-umbian sebaiknya merekan diberi cacing sutera atau cacing beku sebagai akibatnya mampu memacu pertumbuhan denga baik. Jumlah pakan yang diberikan sebaiknya 3% berdasarkan berat badannya. Pada pagi hari pakan yang diberikan sebanyak 2% & sore hari 75%.

6.       Kematian Benih Lobster

Kematian benih biasa dipicu oleh kegagalan dalam pergantian kulit yang pertama kali. Meskipun demikian, perlu diperhatikan adanya bahaya pencemaran racun yang bisa muncul, misalnya racun bekas semprotan (fogging) Demam Berdarah Dengue (DBD). Maka dari itu sebelum penyemprotan sebaiknya semua media ditutup dengan plastik, apabila perlu matikan aeratornya.

7.       Panen Benih

Dalam pemanenan benih berukuran 1-2 cm alat yang digunakan adalah ember plastik scoopnet berukuran 20 x 10 cm. Sementara itu saat yang baik untuk pemanenan adalah sebelum jam 9 pagi berada dilingkungan terbuka, kualitas dan parameter air yang digunakan harus sama dengan air dalam akuarium agar benih tidak menjadi stres. Sebaiknya air yang digunakan berupa air baru, bukan dari akuarium karena biasanya telah kotor. Perlu diketahui, tingkat sensitifitas benih berukuran 20 hari terhadap perubahan lingkungan drastis lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran lebih besar.

8.       Simulasi Usaha Pembenihan

Simulasi usaha yang dilakukan dilahan pekarangan rumah menggunakan memakai bak tembok merupakan menjadi berikut :

a)      Luas keseluruhan 100 m2

-   Lahan perawatan induk seluas 30 m2.

-   Lahan pemijahan 20 m2.

-   Lahan pembenihan 40 m2

-   Lahan untuk tendon air dan lain-lain 10 m2.

b)      Wadah pembenihan berupa bak tembok dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m sebanyak 35 bak

c)       Sarana dan prasarana

1)      Prasarana

-   Pengadaan induk 30 pasang. Perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3.

-   Perbaikan/pembuatan kolam.

-   Pengadaan peralatan :

o   Thermometer.

o   pH meter

o Water heater.

o   Pompa air dan aerator

2)      Sarana

-   Pakan

-   Pakan induk berupa pellet dengan kandungan protein 30% sebanyak 2-3% berat ikan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali. Selama induk di kolam perawatan diberi pakan pelet dengan penambahan pakan alami, seperti tauge dan cincangan wortel.

-   Pakan larva berupa plankton dari jenis daphnia, klorela, tubefix, rotifer sebanyak 1% dari berat biomas.

-   Pakan benih berupa pakan alami, seperti cacing.

d)      Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional 1 orang

e)      Jumlah induk jantan 30 ekor dan induk betina 90 ekor.

f)       Frekuensi pemijahan 3 kali setahun.

g)      Jumlah benih yang dihasilkan dari 90 ekor induk betina yang bertelur 1.000 butir dengan SR 80% dan frekuensi pemijahan 3 kali adalah 90 x 1.000 x 3 x 80% = 216.000 ekor per tahun.

h)      Siklus periode pembenihan lobster 2-3 bulan.

Sumber:

Kristiany M.G.E., dan Mulyanto. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Lobster Air Tawar. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan & Perikanan BPSDMKP.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: