Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Jamur Lagenedium sp merupakan koloni jamur yang berfilamen dengan warna keputih-putihan. Proses pelepasan zoospore terjadi setelah gelembung terpisah dari pembuluh, dan pertumbuhannya sangat cepat. Jamur ini lebih cenderung sebagai parasit fakultatif daripada obligat dan merupakan agen pembawa mycosis udang. Gejala klinis yang ditimbulkan antara lain kista berkecambah dan masuk melalui karapas, pertahanan inang, dan miselia tumbuh ke dalam jaringan syaraf dan kulit, otak, dan mata. Selain itu, terjadi kehilangan kemampuan nokturnal, kehilangan keseimbangan, dan kelumpuhan abdomen. Bentuk infeksi dan morfologi Lagenedium sp disajikan pada Gambar berikut.

Bentuk infeksi dan morfologi Lagenedium sp

Penyebab : Lagenidium spp. dan Sirolpidium spp.

Bio ? Ekologi patogen :

  1. Infeksi Lagenidium spp. umumnya terjadi pada stadia nauplius, zoea hingga mysis. Apabila menyerang pada stadia zoea sering menyebabkan kematian masal di panti benih (hatchery).
  2. Infeksi Sirolpidium spp. lebih sering terjadi pada stadia mysis hingga Post Larvae (PL) awal.
  3. Kedua jenis cendawan ini tumbuh optimal pada kisaran suhu air antara 25-34 oC dan kisaran pH 7-9.
  4. Penyakit ini umumnya merupakan kompleks infeksi bersama patogen lainnya, dan mortalitas yang terjadi terutama karena gangguan terhadap proses ganti kulit (moulting).

Gejala Klinis :

  1. Nafsu makan menurun, pergerakan lemah, dan anemia.
  2. Pada tubuh larva udang (nauplius, zoea, mysis, PL) terlihat adanya hifa dan/atau miselia cendawan.
  3. Pada kondisi yang serius, sering dijumpai tubuh larva udang terlilit dan dipenuhi oleh cendawan.

Diagnosa :

  1. Pengamatan secara mikroskopis, pada bagian eksternal terlihat adanya hifa dan/atau miselia cendawan.
  2. Isolasi pada media semi solid (agar), dan diidenfikasi secara morfometris.

Pengendalian :

  1. Desinfeksi bak dan air sebelum digunakan.
  2. Menghindari penumpukan bahan organik dalam media pemeliharaan melalui penyiponan secara berkala.
  3. Hifa dan spora cendawan ini dapat diberantas dengan perendaman desinfektan, antara lain: Larutan Trefflan pada dosis 0,1 ppm selama 24 jam atau lebih untuk tujuan desinfeksi; Larutan Trefflan pada dosis 0,2 ppm selama 24 jam atau lebih untuk tujuan pengobatan; Perendaman formalin 10-25 ppm selama 24 jam.

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: