Ciri-ciri ikan tawes yaitu bentuk badannya memanjang & mini , sedangkan sisiknya berwarna putih keperak-perakan. Panjang batang ekor ikan tawes & tinggi badannya yang terenda merupakan sama. Ikan tawes memiliki pertanda hitam dalam pangkal ekor.
Di perairan generik ikan tawes berkembang biak dalam akhir musim penghujan, sedangkan pada kolam berkembang biak sepanjang tahun jaka masih ada cukup air jernih. Kematangana kelamin dicapai dalam akhir isu terkini pertama berukuran 15-20 cm, telur transparan demersal. Fekunditas bervariasi antara 50.000-94.000 butir menurut induk beratnya 130-255 gr. Untuk ketinggian tempat yang cocok dalam pemeliharaan 800 m pada atas permukaan bahari, suhu 18-28oC.
Sistematika
Sistematika ikan tawes merupakan sebagai berikut:
Species : Puntius javanicus
Gernus : Puntius
Sub keluarga : Ciprininae
Famili : Cyprinedae
Sub ordo : Cyprinoidea
Ordo : Ostariophysi
Macam-macam Ikan Tawes
Sedikitnya ada empat macam ikan tawes yg biasa ditemukan yaitu:
? Tawes biasa : sisik berwarna putih kelabu
? Tawes bule : sisik albino, mulai terdapat dalam tahun 1936
? Tawes silap : sisik berwarna putih kelabu bercampur menggunakan sisik keperak- perakkan.
? Tawes kunpay : sisik berwarna kelabu, ekornya terutama sirip dada dan ekor panjang.
Sifat-sifat Ikan Tawes
Ikan tawes adalah ikan sungai, bisa hayati pada salinitas 7 ppm. Jenis ikan ini sangat cocok dipelihara dikolam-kolam, waduk dan sawah. Ikan tawes digolongkan termasuk menjadi herbivore. Pemijahan di kolam terjadi sepanjang tahun, nir ada animo. Di sungai atau pada perairan umum pemijahan terjadi pada permulaan demam isu penghujan.
PROSES BUDIDAYA
Pemeliharaan ikan tawes umumnya dilauan secara tradisional, penanaman dilakukan baik dikolam ataupun pada sawah. Pada umumnya pemeliharaan ikan tawes dilakukan secara poliultur menggunakan jenis-jenis ikan lainnya, yaitu dengan jenis ikan yg mempunyai sifrat maan yang berlainan misalnya ikan mas yang memaan jasad-jasad dasar, tambakan pemakan plankton, nilem pemakan jasad-jasad penempel (periphiton). Susunan campuran pemeliharaan bervariasi bergantung kepada ian utama yang diehendaki & esuburan kolam.
Penyakit pada ikan tawes merupakan Icthyophirius, Dacthylogyrus & gyrodctylus, penyakit ini nir berbahaya dan belum pernah pada amati terjadi ematian masal. Dacthylogyrus bisa menyebabkan kerusakan pada ujung-ujung filament insang. Pada benih-benih yg pada berok seringkali dijumpai Cyclochaeta. Pada ikan yang terserang ini pada insang umimnya merana mengakibatkan ikan sebagai kurus. Myxobolus merupakan penyakit yg berbahaya yang bisa mengakibatkan kematian masal. Lernaea sporadis menyerang benih & ikan dewasa.
Penyediaan benih yang bermutu pada jumlah relatif dan kontinyu adalah faktor krusial pada upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi. Usaha pembenihan poly dilakukan pada Kabupaten Magelang, seperti di Desa Paremono Kecamatan Mungkid sang lantaran didukung ketersediaan air cukup baik isu terkini kemarau juga penghujan. Disamping itu usaha pembenihan dirasa lebih rnenguntungkan lantaran saat yg dipakai relatif singkat sekitar tiga minggu ? 1 bulan, dan pemasarannya pun mudah.
PENANGANAN PENYAKIT
Penyakit yang menyerang Ikan Tawes diantaranya Gyrodactylus & Mixobolus spp yg kerap menyerang dalam benih hingga ikan dewasa.
GYRODACTYLIASIS
Penyebab :Parasit ini termasuk monogenia; Menyerang pada bagian tubuh dan sirip ikan.
Jenis & ukuran :Hampir semua jenis ikan air tawar,terutama ukuran benih.
Gejala klinis :Ikan menjadi lemah, nafsu makan berkurang, frekuensi pernapasan semakin tinggi & produksi lendir meningkat.
Faktor pendukung :Kualitas air yang menurun, kekurangan pakan, padat tebar tinggi & fluktuasi suhu air selalu berubah.
Penularan :Melalui air dan hubungan pribadi dengan ikan yang terinfeksi.
Verifikasi :Pengamatan melalui microkopis.
Pencegahan : - Meningkatkan kualitas air
- Pemberian pakan tepat mutu & jumlah yg dibutuhkan
- Pengendapan aira dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan
Pemberantasan : - Perendaman menggunakan larutan larutan garam dapur, dosis 12,5-13 gr/m2 selam 24-36 jam
- Perendaman menggunakan larutan formalin 40 ppmselama 24 jam
MYXOSPOREASIS
Penyebeb : Mixobolus spp, parasit ini; termasuk grup myxosporea
Jenis dan berukuran :Myxobolus spp umumnya; menyerang dalam bagian insang waktu benih, mulai berumur 1 bulan
Gejala klinis :Adanya benjolan menyerupai tumor pada insang ikan, bahkan sering dianggap penyakit amandel
Faktor pendukung : Kualitas air menurun & padat tebar yg tinggi
Penularan : Melalui air dan ikan yg mudah terinfiksi.
Verifikasi : Pengamatan mikroskopis
Pencegahan : - Pengendapan air dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan - Dilakukan pengapuran dan pengeringan kolam
DAFTAR PUSTAKA
Daelani Deden A.S. Agar Ikan Sehat, Penebar Swadaya Cianjur, 2001.
Dinata Sumanta, K. Pengembang biakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia. PT Sastra Hudaya, Bogor 1983.
Harja, M.A. Budidaya Ikan Nilem buat SUPM Budidaya Bogor. Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan Latihan Penyuluh Pertanian. Bogor 1978.
Rohmat C. & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Tawes Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Sachlan, M. Parasit ,Penyakit dan Hama Buraya Ikan SUPM (Jurusan Budidiya) Bogor, Juni 1975.
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |