Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Dalam budidaya, keberhasilan di bidang produksi sangat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya penyediaan benih, kualitas air, pengelolaan & sebagainya. Penyakit merupakan galat satu hambatan utama pada keberhasilan produksi yg sangat merugikan. Timbulnya penyakit merupakan suatu proses yg dinamis dan adalah interaksi antara inang (host), jasad penyakit (patogen) & lingkungan. Lingkungan terutama sifat fisik, kimia & biologi perairan akan sangat mempengaruhi keseimbangan ikan menjadi inang & organisme penyebab penyakit. Lingkungan yang baik akan menaikkan daya tahan ikan, sedangkan lingkungan yg kurang baik akan mengakibatkan ikan mudah stress dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap agresi patogen.

Tingkat keberhasilan usaha budidaya ikan selain ditentukan sang hadiah pakan yang sempurna juga sangat dipengaruhi oleh syarat lingkungan tempat hidupnya. Dinamika kondisinya sangat mudah terpengaruh sang bahan kimia terlarut, iklim mikro & perlakuan yg dilakukan. Oleh karena itu kita wajib tahu kualitas air dan interaksinya.

KLASIFIKASI

Klasifikasi Ikan kerapu macan (Epinehelus fuscoguttatus) digolongkan dalam :

Class : Chondrichthyes

Sub group : Ellasmobranchii

Ordo : Percomorphi

Divisi : Perciformes

Famili : Serranidae

Genus : Epinephelus

Species : Epinepheus sp

MORFOLOGI

Ikan kerapu bentuk tubuhnya agak rendah, moncong panjang memipih & menajam, maxillarry lebar diluar mata, gigi pada bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, masih ada bintik putih coklat pada ketua, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian dorsal & poterior.

HABITAT DAN KEBIASAAN MAKAN

benih ikan kerapu macan merupakan pantai yang poly ditumbuhi algae jenis reticulata & Gracilaria sp, sehabis dewasa hayati pada perairan yg lebih dalam dengan dasar terdiri berdasarkan pasar berlumpur. Ikan kerapu termasuk jenis hewan pemakan daging & cara makannya "mencaplokdanquot; satu persatu makan yang diberikan sebelum kuliner hingga ke dasar. Pakan yg paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol & krosok), selain itu jenis ikan-ikan (tembang, teri dan belanak).

CARA BERKEMBANG BIAK

Di dalam tangki percobaan ikan betina yang telah dewasa bila akan memijah mendekati jantan. Bila ketika memijah datang, ikan jantan dan betina akan berenang beserta-sama dipermukaan air. Pemijahan terjadi pada malam hari, antara pukul 18.00 sampai pukul 22.00. Jumlah telur yang dihasilkan tergantung dari berat tubuh betina, contoh betina berat 8 kg dapat membuat telur 1.500.000 butir. Telur yg sudah dibuahi bersifat "non adhesive" yaitu telur yg satu nir inheren pada telur yang lainnya. Bentuk telur merupakan bundar dan transparan dengan garis tengah sekitar 0,80 -0,85 mm. Telur yg sudah dibuahi akan menetas menjadi benih yg aktif berenang. Benih inilah yg generik tertangkap sang nelayan. Kelimpahan benih ikan kerapu ini sepanjang tahun tidak sama. Kelimpahan yang paling tinggi disekitar Teluk Banten terjadi dalam bulan Februari hingga April.

BUDIDAYA IKAN KERAPU

Ikan kerapu yang sudah berhasil dibenihkan antara lain adalah ikan kerapu tikus, kerapu macan, kerapu lumpur dan kerapu malabar. Sedangkan kerapu alis/Napoleon dan kerapu sunu masih dalam penelitian. Dalam teknik pembenihan buat ikan kerapu tikus, macan, malabar dan lumpur pada prinsipnya sama.

TEKNIK PEMBENIHAN

Pemijahan induk

Keberhasilan pemijahan induk ikan kerapu merupakan kunci awal dari semua mata rantai kegiatan produksi benih ikan kerapu. Dengan pengelolaan induk yang baik akan didapatkan produksi telur dengan mutu yg baik sebagai akibatnya pada akhirnya akan diperlukan produksi benih ikan kerapu menggunakan sintasan yang tinggi.

A. Pengelolaan induk

Induk ikan kerapu asal dari hasil penangkapan di alam. Induk dipelihara pada bak beton berbentuk bulat (? 10 meter & kedalaman tiga meter). Bak pemeliharaan induk juga sekaligus merupakan bak pemijahan. Sirkulasi air pada bak pemeliharaan induk dilakukan terus menerus sebesar 200 - 300 % setiap harinya menggunakan memakai pompa elektromotor 20 PK (? Pipa 8?) lalu dilengkapi pipa distribusi ke pada bak induk menggunakan ? 4?. Dalam bak diberi aerasi sebesar 20 titik dengan jarak titik satu dengan yang lainnya lebih kurang 2 meter. Untuk menjaga kualitas air dalam bak induk permanen prima dilakukan menggunakan mengatur pembuangan air atas dan air bawah. Siang hari dilakukan pembuangan air bawah dan malam hari dilakukan pembuangan air atas. Selama masa pemeliharaan induk, dilakukan hadiah pakan berupa ikan segar menggunakan kandungan lemak rendah. Jenis-jenis ikan yang biasa diberikan pada induk ikan kerapu adalah ikan layang, ikan selar, ikan teri, ikan belanak & cumi-cumi. Dosis hadiah pakan merupakan tiga-5 % berdasarkan total berat induk Pemberian pakan dilakukan pagi hari antara jam 07.00 ? 08.00 I setiap harinya. Induk juga diberikan tambahan vitamin E @ tocopherol (Nature E) dengan takaran 100 IU per kg induk per minggu yg bertujuan buat memacu perkembangan gonade ikan. Sedangkan buat menambah daya tahan induk terhadap serangan penyakit diberikan vitamin C dengan takaran 50 mg/kg induk setiap dua minggu sekali. Induk pula diberikan vitamin B-Compleks menggunakan dosis 50 mg/kg induk per dua minggu sekali dengan tujuan untuk menambah nafsu makan ikan.

B. Pemijahan induk

Metoda pemijahan ikan kerapu pada dasarnya dapat dilakukan dengan manipulasi hormonal (pelaksanaan hormon steroid) dan manipulasi lingkungan. Pemijahan alami menggunakan manipulasi lingkungan. Setiap pagi, sehabis induk kerapu diberi makan, air dalam bak pemijahan diturunkan sampai kedalaman ? 50 cm diatas sirip punggung. Kondisi ini dibiarkan selama lima-7 jam dan air masuk (inlet) permanen dibiarkan mengalir. Perlakuan ini bisa menaikkan suhu air 1-3o C. Kemudian pada sore hari mulai jam 15.00, dilakukan penambahan air laut segar sampai mencapai ketinggian optimal (tiga meter) & dilakukan aliran sepanjang malam hari. Perlakuan ini dilakukan secara terus menerus hingga terlihat indikasi-tanda ereksi. Ciri-ciri induk ikan kerapu betina yang siap memijah merupakan perut gendut & lubang genital kemerahan. Sedangkan buat induk jantan yg matang gonade mempunyai karakteristik-karakteristik kulit lebih terperinci, agresif (selalu mengejar betina) & lubang genital kemerahan. Pemijahan ikan kerapu terjadi dalam bulan gelap (bulan lunar) yaitu antara tanggal 20 ? 10 bulan lunar & terjadi dalam malam hari antara jam 20.00 ? 02.00

c. Panen telur

Telur ikan kerapu output pemijahan yg baik memiliki karakteristik-ciri berbentuk bundar , ? 700-800 mikron, melayang pada permukaan air dan transparan. Sedangkan telur yang jelek atau tidak berkembang selnya menggunakan paripurna memiliki kenampakan keruh & sehabis beberapa saat ditampung akan mengendap. Setiap kali terjadi pemijahan induk, telur ditampung dalam bak penampungan telur yang dilengkapi jaring hapa (egg collector). Pemanenan telur dilakukan dalam pagi hari antara jam 06.00 ? 07.00. Telur hasil panenan ditampung pada akuarium dan dilakukan seleksi dan penghitungan jumlah telur menggunakan metoda volumetri. Setelah 18 ? 25 jam berdasarkan ketika pembuahan, dalam suhu 27 ? 28o C telur ikan kerapu akan menetas.

Pemeliharaan larva

Kegiatan pemeliharaan larva dimulai dari persiapan bak, penebaran dan penetasan telur, perkembangan larva, pakan dan anugerah pakan, pengelolaan kualitas air, penanggulangan penyakit & panen benih.

A. Persiapan bak

- Bak pemeliharaan larva berbentuk segi empat menggunakan volume 12,5 ton (lima x 2 x 1,25 meter).

- Sebelum diisi bak dibersihkan menggunakan kaporit (100-150 ppm), dibilas dengan air tawar dan sabun serta kemudian dikeringkan.

- Aerasi yang digunakan buat mensuplai oksigen dipasang menggunakan jarak antar titik sekitar 50 centimeter.

- bak diisi menggunakan air laut. Air bahari disaring melalui filter pasir. Salinitas air laut berkisar 30 ? 32 ppt. Pengisian dilakukan sehari sebelum penebaran telur serta diberi aerasi kuat selama 24 jam. Hal ini dimaksudkan buat menaikkan kadar oksigen terlarut yang berguna buat penetasan telur.

B. Penebaran telur

- Setelah persiapan bak selesai, telur ditebar menggunakan kepadatan telur yang ditebar antara 10-20 buah/lite. Penebaran telur dilakukan sehabis perkembangan embrio mencapai stadia neurola akhir, lantaran dari hasil pengamatan pada stadia ini perkembangan embrio sampai menetas memerlukan ketika relatif usang. Telur yang ditebarkan sebelum stadia neurola sering terjadi kerusakan lantaran perkembangan stadia sebelumnya (blastula dan gastrula) sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan & perkembangan embrio dalam stadia tadi berjalan relatif cepat.

- Telur menetas antara 18-20 jam setelah pemijahan dalam suhu 27-190C.

- Larva ikan kerapu baru menetas disebut sebagai D-0. Untuk menjaga kualitas air, cangkang-cangkang telur dan telur yang nir menetas segera disiphon.

C. Perkembangan larva

- Pada saat awal penetasan, aerasi dikecilkan. Hal ini dimaksudkan supaya larva kerapu yang baru menetas nir teraduk oleh arus yang disebabkan aerasi.

- Pada ketika menetas (D-0) sampai D-2, larva kerapu belum memanfaatkan pakan berdasarkan luar lantaran masih memiliki cadangan pakan berupa kuning telur.

- larva mulai membutuhkan pakan dari luar yaitu rotifera (Brachionus plicatilis).

- Pada umur D-8, bakal sirip punggung dan sirip perut mulai tampak berupa tonjolan. Pada D-10 tonjolan tersebut sudah terlihat panjang dan berbentuk spina. Pertambahan panjang spina berlangsung hingga D-30 s/d D-35 dan selanjutnya akan berubah bentuk sebagai duri keras pertama dalam sirip punggung dan sirip perut.

- Pada D-40, larva ikan kerapu telah mulai menjadi ikan belia, hal ini ditandai dengan timbulnya pigmentasi rona putih transparan sampai coklat muda (krem) misalnya ikan dewasa.

D. Pakan dan hadiah pakan

- Pakan yg dipersiapkan buat larva ikan kerapu terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang dipersiapkan melalui kultur massal secara terpisah seperti Chlorella Sp. ; rotifera (Brachionus plicatilis); Artemia & jambret (Mysidaceae).

- Sedangkan pakan protesis diberikan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi larva jika pakan alami tidak mencukupi.

E. Pengelolaan kualitas air

- Dilakukan penyiponan dasar bak apabila terlihat dasar bak kotor, larva pula diberikan Chlorella Sp. Dengan kepadatan 250-300 ribu sel/mililiter. Pemberian Chlorella Sp. Ini terus dilakukan sampai larva berumr D-30.

- Pergantian air jua dilakukan sesuai dengan umur larva. Pada D-5 hingga D-9 pergantian air lima % per hari. Pada D-10 sampai D-19 pergantian air 10-15 % per hari. D-20 hingga D-30 pergantian air 20-30 % per hari dan mulai D-30 pergantian air dilakukan 50 % per hari.

- Pemanenan bisa dilakukan sehabis larva berumur 50 - 90 hari atau telah mencapai ukuran panjang 4-lima cm (2?).

TEKNIK PEMBESARAN IKAN KERAPU

Kegiatan budidaya ikan kerapu yang telah mulai berkembang adalah pembesaran dalam karamba jaring apung (KJA) pada laut. Meskipun begitu, tidak tertutup kemungkinan buat budidaya ikan kerapu di bak terkontrol secara intensif juga pada kolam air laut (tambak).

Pembesaran di KJA

a. Pemilihan lokasi

faktor yang perlu diperhatikan buat menunjang keberhasilan aktivitas budidaya ikan kerapu di KJA merupakan pemilihan lokasi. Parameter yg perlu diperhatikan pada pemilihan lokasi tersebut merupakan:

? Lokasi terlindung menurut gangguan angin & gelombang yang kuat. Kedalaman air minimal 15 m,

? Lokasi harus terhindar dari pengaruh pencemaran, gampang diperoleh sarana & prasarana yg dibutuhkan. Selain itu lokasi tadi memenuhi persyaratan fisika & kimia air misalnya :

- Salinitas 20-35 ppt

- Suhu 27-32oC

- DO > 5 ppm

- PH 7,lima-9,0

- Ammonia dan nitrit < 0,1 ppm

b. Sarana budidaya

? Kerangka/rakit : berfungsi buat menempatkan kurungan (jaring), terbuat menurut bahan bambu, kayu atau pipa galvanis yang telah dicat anti karat. Bentuk dan ukuran kerangka/rakit bervariasi tergantung menurut ukuran yang digunakan, sebuah rakit umumnya terdiri menurut empat butir kurungan (jaring).

? Pelampung : berfungsi buat mengapungkan keseluruhan wahana budidaya, bisa dipakai pelampung berdasarkan bahan drum oplastik, drum besi atau pelampung styrofoam. Ukuran dan jumlah pelampung yg dipergunakan diadaptasi menggunakan besarnya beban & daya apung menurut pelampung, Pelampung diikatkan pada rakit menggunakan tali polyethylene (PE) ? 0,8-1,0 centimeter.

• Kurungan atau wadah untuk memelihara ikan : terbuat dari bahan polyethylene (PE). Pemilihan bahan-bahan ini didasarkan atas daya tahannya terhadap pengaruh lingkungan dan harganya relatif lebih murah jika dibandingkan degan bahan-bahan yang lain. Bentuk dan ukuran kurungan bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh jenis ikan yang dibudidayakan, ukuran ikan, kedalaman perairan serta faktor kemudahan dalam pengelolaannya. Ukuran kurungan ummnya adalah (2 x 2 x 2) m3; (3 x 3 x 3)m3 atau (3 x 3 x 5) m3. Lebar mata (mesh size) kurunga disesuaika degan ukuran ikan yang dibudidayakan, misalnya untuk ikan panjang kurang dari 10 cm lebar mata digunakan adalah 8 mm (5/16 “), panjang ikan 10-15 cm lebar mata 25 mm (1”) serta apabila panjang ikan > 15 cm lebar mata adalah 25-50 mm (1-2”)

Jangkar : berfungsi buat menahan holistik sarana budidaya agar tetap dalam tempatnya. Jangkar yg dipergunakan wajib bisa menunda wahana budidaya berdasarkan dampak arus, angin dan gelombang. Jangkar bisa terbuat menurut besi, karungberisi pasir atau balok semen/beton. Jangkar diikat menggunakan tali PE & panjangnya tergantung kedalaman perairan, umumnya tiga kali kedalaman perairan pada saat pasang tinggi.

Tehnik Pembesaran

? Penebaran Benih : Benih ikan kerapu berukuran panjang 4-5 centimeter (2?) berdasarkan output tangkapan di alam maupun berdasarkan output produksi pada tempat pembenihan (hatchery) umumnya didederkan terlebih dahulu pada bak beton atau waring nylon hingga mencapai berukuran glondongan (10 centimeter) untuk lalu ditransfer ke karamba jaring apung pada laut sampai mencapai berukuran konsumsi. Padat penebaran buat benih yang beratnya 20-50 gr/ekor merupakan 100 ekor/m3 .

? Pakan : Pakan yg biasanya diberikan dalam pembesaran ikan kerapu adalah ikan rucah (trash fish) pada bentuk segar, misalnya ikan selar, tamban atau layang. Jenis ikan ini mengandung protein tinggi dan kadar lemaknya rendah. Rasio konversi pakan umumnya berkisar antara 7-8, ialah buat mendapatkan daging ikan 1 kg dibutuhkan 7-8 kg ikan rucah. Pakan yang diberikan usahakan dalam keadaan segar menggunakan dosis 5-10 % menurut bobot biomas setiap harinya.

Pengelolaan ikan : Kurungan apung sebagai loka buat membudidayakan ikan kerapu adalah lingkungan yg terbatas, sehinga kebebasan ikan terbatas jua. Akibat menurut keadaan ini terjadi pertumbuhan yang nir

? Seragam karena adanya persaingan dalam mendapatkan makanan, ruang mobilitas juga perbedaan kegiatan ikan.

? Untuk itu dilakukan penjarangan dengan jalan mengurangi kepadatan dipindah ke jaring lainnya.

? Pengelolaan sarana budidaya : Sarana budidaya berupa rakit, kurungan apung, pelampung & sarana lainya harus menerima perawatan secara terpola.

? Pengendalian Penyakit : Penyakit yang poly menyerang ikan kerapu yang dibudidayakan pada karamba jaring apung adalah ditimbulkan oleh krustacea, trematoda, protozoa, jamur, bakteri & virus. Krustacea dan trematoda umumnya menyerang insang, sedangkan protozoa, fungi, bakteri & virus menyerang bagian tubuh yang luka. Gejala ikan kerapu yg sakit berbeda-beda tergantung penyakit yang menyerangnya dan daya tahan tubuh ikan yg diserang. Gejala tersebut harus diketahui buat memilih cara pengendalian yg tepat & efisien.

Panen : Ukuran panen bisa diadaptasi menggunakan permintaan pasar. Biasanya berukuran yg dikehendaki pasar (ukuran konsumsi) merupakan 0,lima-1,lima kg per ekor ikan. Untuk mencapai ukuran 500-800 gr, ikan kerapu tikus berbobot tebar 20-50 gr wajib dipelihara selama 10-12 bulan. Sedang buat kerapu macan membutuhkan waktu 6-8 bulan.

? Selama masa pemeliharaan dibutuhkan seleksi ukuran (grading) setetah bulan kelima buat mengurangi variasi ukuran yg terlalu tajam sebagai akibatnya diperlukan ukuran panen pada bulan ke-12 merupakan nisbi seragam. Ikan kerapu tikus memiliki harga jual yg tinggi umumnya pada keadaan hidup. Untuk itu penanganan pasca panen juga wajib dilakukan menggunakan sangat hati-hati.

PENANGANAN PENYAKIT IKAN

Pengobatan Dengan Bahan Kimia & Bahan Alami

Tanaman Saga (Abrus preccatorius L.)

Saga dapat ditemukan dalam wilayah tropis dan subtropis, tumbuh liar pada hutan berupa belukar liar atau ditanam di pekarangan menjadi tanaman obat. Asalnya terdapat yang berkata menurut Asia & Afrika serta bisa ditemukan berdasarkan 1-1.000 m dpl. Tanaman perdu yg memanjat & membelit dalam pagar atau flora lain. Pokok batangnya mini , daunnya berupa daun beragam menyirip genap yang tumbuh berseling, panjang 4-11 cm. Anak daun 8-17 pasang, helai daun bentuknya jorong melebar. Bunga mini -mini dengan mahkota bunga berbentuk kupu-kupu, warna ungu muda tumbuh mengumpul pada tandan yg keluar berdasarkan ketiak daun. Buahnya buah polong berwarna hijau kuning, gepeng persegi empat memanjang. Buah jika masak menjadi kemarau berwarna hitam dan pecah sendiri, berisi tiga-6 buah biji yang bentuknya bulat lonjong warna merah mengkilap berbecak hitam.

C. Sifat Kimia dan Efek farmologis

? Biji ; pedas, pahit, netral, sangat beracun, membunuh parasit (parasiticide), anti radang, melancarkan pengeluaran nanah. Tidak dianjurkan untuk pemakaian pada (diminum/dimakan).

? Akar, batang, dan daun ; cantik, netral, membersihkan panas, anti radang, peluruh kencing (diuretik).

Akar ; perangsang muntah (emetikum).

? Daun ; penyejuk (demulcent) pada kulit dan selaput lendir.

? Kandungan Kimia

? Biji ; Abrine, Abraline, L ( )-hypaphorine, choline, trigoneline, squalene, betaamyrin, Abrussic & asam gallat.

? Akar,btg dan daun ; Glycyrrhisic acid. Abrinee (jequiritin) suatu albumin flora, senyawa ini sangat toksit, larut pada larutan natrium klorida, mempunyai titik lebur 295oC dan bisa merusak pertumbuhan Ehrlich ascites pada mencit.

? Bagian Yang Dipakai

? Biji, pemakaian luar buat kudis, kurap, radang kulit bernanah, ekzema, bisul, memar. Bercak putih dikulit (leucoderma), sakit pinggangSebagai obat tetes untuk pengobatan penyakit mata kronis seperti trachoma da kerusakan pada kornea.

? Daun, Bengkak (memar), Sakit otot (rhematism), Bercak-bercak berwarna dalam kulit yg terpapar (freckies)

? Cara pemakaian

Bercak putih dikulit (Leucoderma) ; biji saga dan daun ditumbuk halus , lalu dibubuhi sedikit air sampai sebagai adonan misalnya bubur pekat. Dipakai buat menurap bercak putih dikulit.

Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)

Tanaman semak banyak cabangnya, tinggi mencapai 90 centimeter , buanga berwarna putih menggunakan daun berwarna hijau tua. Daun mengandung minyak atsiri yang bermanfaat sebagaianti radang. Selain itu juga mengandung zat andrographolid yang getir rasanya, alkaloid, & kalium.

Kandungan ilmiah yang dimiliki diantaranya flavonoid, alkane, keton, aldehid, asam kersik & andrografolid (pahit) & mineral. Kandungan aktif andrografolid adalah pelindung buat sel hati berdasarkan kandungan racun.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1993. Petunjuk Pelaksanaan Penangulangan Penyakit Ikan. Direktorat Sumber Hayati. Ditjen Perikanan. Jakarta.

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. III No. 4 Tahub 1997

Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma, et. Al. 1998, Tanaman berguna Obat pada Indonesia, hal 133-136, Penerbit Pustaka Kartini.

Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma & Dr. Setiawan Dalimartha., 1997 Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Hal 80-82, Penebar Swadaya, Jakarta.

Resmiyati Purba, Waspada, Mustahal & Susanti Diani. 1993.Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) Umur Sampai 35 Hari Dengan Padat Tebar Yang Berbeda. Jurnal Penelitan Budidaya Pantai. Vol. 9. No. Lima.1993. Bojonegoro-Serang.

Santoso B & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Kerapu Macan Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Susanti Diani dan Akhmad Rukyani. 1989. Pengendalian Penyakit Dalam Kurungan Apung di Laut. Makalah temu tugas pemanfaatan sumberdaya biologi samudera bagi budidaya, Serang. 23 ? 24 Mei 1989.

Zufran et.Al.,Parasit dalam Ikan Kerapu Di Panti Benih & Upaya Penanggulangannya,Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia vol.III No.4 Tahun 1997

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: