Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Ikan patin termasuk galat satu jenis yg sulit dipijahkan secara alami, karena sulit membangun atau memanipulasi lingkungan sesuai menggunakan habitatnya pada alam. Lantaran itu, pemijahan ikan patin dapat dilakukan secara protesis menggunakan ransangan menggunakan kelenjar hipofisa.

Persiapan Induk

Induk merupakan salah satu factor penentu keberhasilan usaha pembenihan ikan patin. Induk yang baik & sehat tentu akan membentuk benih yg baik jua. Induk patin yg akan dipijahkan bisa asal berdasarkan alam atau induk-induk yang dipelihara semenjak kecil pada kolam.

Induk-induk yang berasal berdasarkan alam tingkah lakunya masih liar & kadang ?Kadang mempunyai poly luka dampak meronta-ronta saat penangkapan. Karenanya, induk yg baik dipijahkan merupakan induk yg telah dipelihara pada kolam atau pada wadah lainnya, seperti sarang & jaring.

Untuk menerima induk patin yg baik, usang pemeliharaan di kolam, induk diberi makanan tambahan yg cukup mengandung protein. Berdasarkan output penenlitian yg dilakukan sang para peneliti pada rangka buat memepercepat kematangan gonad, 2 kali seminggu patin perlu diberi ikan rucah atau ikan-ikan yang tidak layak dikonsumsi oleh insan.

Seleksi Induk yang Matang Gonad Induk ikan patin yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu, yaitu menggunakan memeilih induk-induk betina dan jantan yg matang gonad atau siap pijah. Penangkapan induk dilakukan menggunakan mengurangi volume air hingga ketinggian 20 cm menurut dasar kolam. Penangkapan induk dapat dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya stres. Penangkapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan menggunakan jaring dan menggunakan memakai tangan.

Ciri-Ciri induk ikan patin yang matang gonad sebagai berikut :

? Induk Betina :

Umur kurang lebih tiga tahun, berat minimal 1,lima-dua kg per ekor, perut membesar kearah anus, perut terasa lembek & halus bila diraba, alat kelamin membengkak & berwarna merah tua ? Induk Jantan :

Umur minimal 2 tahun, berat 1,5 - dua kg per ekor, kulit perut lembek dan tipis, indera kelamin membengkak & berwarna merah, keluar cairan sperma apabila perut diurut kearah anus.

Selain ciri-karakteristik diatas, induk ikan patin yang akan dipijahkan harus sehat secara fisik yaitu tidak terinfeksi penyakit dan parasit jua tidak mempunyai luka dampak benturan, pukulan, tabrakan/ sayatan. Induk yg baik pula harus memiliki sifat pertumbuhan nisbi cepat serta resisten terhadapa penyakit, namun toleran atau mudah beradaptasi & responsive terhadap perubahan lingkungan dan kuliner.

Seleksi induk patin nir memperhatikan bagian luar fisiknya. Pasalnya, yang paling memilih keberhasilan pemijahan merupakan taraf kematangan telur. Telur yang telah matang bisa dicek menggunakan cara sebagai berikut :

- Ambil 1 ekor induk patin betina, sedot telurnya dengan menggunakan selang kateter. Caranya selang dimasukan kedalam kloakasedalam tiga cm, kemudian ujung selang lainnya disedot dengan ekspresi sampai tampak beberapa buah telur pada pada selang.

- Telur didalam selang tersebut disimpan dicawan, kemudian ditetesi larutan secara ( adonan formalin, alkohol, dan larutan asetid menggunakan perbandingan 6 : tiga : 1). Larutan tadi berfungsi buat mengetahui telur yg telah matang. Telur yg matang memiliki karakteristik tampak bulat, warnanya putih kekuning - kuningan, inti telurnya terlihat jelas terpisah berdasarkan cangkangnya.

- Induk-induk patin yg telah matang telur disimpan didalam bak atau hapa, jantan dan betina tersimpan terpisah.

Induced Breeding (Kawin injeksi)

Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yg sulit memijah secara alami jika tidak berada dihabitat aslinya. Untuk itu perlu dilakukan pemijahan sistem induced breeding (kawin suntik). Tingkat keberhasilan pemijahan sistem kawin injeksi sangat ditentukan oleh taraf kematangan induk patin. Faktor lainnya yg jua cukup berpengaruh adalah kualitas air, penyediaan kuliner yg berkualitas dan pada jumlah yang mencukupi, serta kecermatan didalam penanganan atau aplikasi penyuntikan.

Induced breeding bisa dilakukan dengan menggunakan kelenjar hipofisa ikan lain, misalnya ikan mas, bisa jua dilkaukn dengan menggunakan semacam kelenjar hipofisa protesis yang mengandung hormon gonadotropin. Dipasaran dikenal dengan merek dagang ovaprim.

A. Menggunakan Kelenjar hipofisa Ikan Mas

Urutan pekerjaan yg dilakukan jika memakai kelenjar hipofisa sebagai berikut :

- Siapkan ikan donor atau ikan yg akan diambil kelenjar hipofisanya. Apabila induk patain betina yang akan di suntik mempunyai berat 3 kg maka donor yg dipakai 9 kg sedangkan buat induk jantan yg memiliki berat 3 kg donor yang digunakan sebesar 6 kg

- Ikan mas yg akan diambil kelenjar hipofisanya dipotong tegak lurus atau vertikal dibagian belakang tutup insang

- Potongan kepala diletakan menggunakan posisi mulut menghadap keatas, kemudian dipotong vertical menurut permukaan sedikit diatas mulut sehingga akan nampak organ otak yg dilingkapi lendir atau lemak.

- Otak dilingkar dan lendir dibuang atau dibersihkan menggunakan kapas atau tissue. Setelah higienis menurut lendir, diotak akan nampak butiran putih misalnya beras itulah yg dinamakan kelenjar hipofisa.

- Kelenjar hipofisa diambil dengan menggunakan pinset & dihancurkan menggunakan memakai gelas penggerus sampai halus. Untuk memudahkan penyuntikan, kelenjar hipofisa tersebut dilarutkan kedalam akuabides sebesar dua mililiter. Agar larutan tadi sahih-benar musnah & tercampur, pakai sentrifugal atau pemusing.

- Larutan kelenjar hipofisa selanjutnya diambil atau disedot dengan menggunakan indera injeksi. Penyuntikan dapat dilakukan secara intramuskular dibelakang sirip punggung dengan memakai jarum injeksi ukuran 0,12 ml

b. Menggunakan Ovaprim

Urutan pekerjaan yg dilakukan bila memakai ovaprim sebagai berikut :

- Untuk mengetahui dosis ovaprim yg akan digunakan, induk betina dan jantan yg akan dipijahkan ditimbang terlebih dahulu.

- Dosis penyuntikan induk betina tidak sinkron dengan inguk jantan. Untuk induk jantan diperlukab ovaprim 0,tiga ml/ kg sedangkan buat betina sebesar 0,5 ml/ kg

- Penyuntikan terhadap induk betina dilakukan 2 kali dalam suntikan pertama dosisnya sebesar 1/tiga bagian dosis total, pada penyuntikan ke 2 dosisnya sebanyak dua/3 bagian dosis total. Penyuntikan kedua dilakukan 8-10 jam setelah penyuntikan pertama

- Penyuntikan induk jantan dilakukan sekali bersama menggunakan penyuntikan ke 2 induk betina.

- Untuk menghindari induk berontak pada saat penyuntikan sebaiknya, dilakukan 2 orang

- Penyuntikan secara intramuskular dibelakang sirip punggung dengan memasukan jarum sedalam kurang lebih 2 cm dengan kemiringan 40 derajad.

- Induk-induk patin yang telah disuntik disimpan pada bak atau hapa dengan air yg mengalir.

Stripping dan Pembuahan

Ovulasi adalah tingkat kematangan gonad. Saat ovulasi, telur yang sudah masak wajib dimuntahkan dengan cara memijit bagian perut patin betina. Urutan pekerjaan stripping sebagai berikut :

- Sediakan wadah buat menampung telur, berupa baskom, plastik, yg sudah dibersihkan dan dalam keadaan kemarau.

- Induk betina yg akan distripping dipegang dengan kedua belah tangan, tangan kiri memegang pangkal ekor dan tangan kanan memegang perut bagian bawah. Ujung kepala induk patin ditopangkan dipangkal paha, selanjutnya perut diurut secara perlahan-huma menurut bagian depan kearah belakang dengan memakai jari tengah dan jempol, lalu telur-telur tadi ditampung didalam baskom.

- Induk jantan ditangkap buat diambil spermanya. Sperma ini nanti akan dicampurkan menggunakan telur-telur didalam baskom

- Pengurutan induk jantan dalam prinsipnya sama saja menggunakan pengurutan induk betina. Sperma yg keluar dari perut induk jantan eksklusif disatukan menggunakan telur yg ditampung diadalam baskom

- Agar terjadi pembuahan yaitu telur & sperma dapat dicampur dengan sempurna, lakukan pengadukan menggunakan menggunakan bulu ayam lebih kurang selama 0,5 mnt. Pengadukan dilakukan berputar perlahan-lahan didalam baskom.

- Untuk menaikkan fertilisasi (pembuahan), kedalam adonan telur & sperma tadi bisa dibubuhi garam dapur sebesar 4000 rpm. Penambahan dilakukan sambil tetap mengaduk adonan & disertai dengan memasukan air sedikit-sedikit. Pengadukan dilakukan kurang lebih selam dua mnt.

- Untuk membuang kotoran berupa lendir perlu dilakukan penggantiaan air bersih sebanyak 2 ? Tiga kali. Untuk menghindari terjadinya penggumpalan dalam telur perlu dilakukan pencucian menggunakan memakai larutan lumpur. Lumpur dapat membersihkan lendir-lendir yang melekat & memisahkan telur-telur yg menggumpal. Lumpur yang dipakai berupa lumpur atau tanah dasar kolam atau tegalan yg dipanaskan pada suhu 100 ?C terlebih dahulu guna menghindari penyakit.

- Telur-telur yang telah dibuahi akan megalami pengembangan. Ukuran telur terlihat lebih besar dan berwarna kuning. Telur-telur yang nir dibuahi akan berwarna putih dan mengendap dibawah.

Proses Penetasan Telur

Wadah penetasan telur berupa corong-corong penetasan. Untuk mengklaim keberhasilan penetasan corong penetasan dipersiapkan 1 hari sebelum pemijahan. Langkah ? Langkah persiapan wadah penetasan telur sebagai berikut :

- Semua wadah pada unit pembenihan patin misalnya penetasan telur, loka perawatan larva, bak filter air, bak penampungan air bersih, water Turen, dicuci higienis dan dikeringkan

- Untuk menghindari kontaminasi jamur atau bakteri corong-corong penetasan telur bisa pula direndam pada larurtan PK sebanyak 5 ppm selama 30 mnt.

- Setelah seluruh wadah dipersiapkan langkah selanjutnya merupakan memasukan air higienis kesemua wadah. Pompa isap yg berfungsi buat mengalirkan air berdasarkan wadah penempungan air bersih ke water Turen dijalankan, sebagai akibatnya akan terjadi sirkulasi air diseluruh wadah unit pencucian patin

Telur-telur ikan patin yang akan ditetaskan dituangkan kedalam corong penetasan lalu disebarkan dengan memakai bulu ayam. Air pun wajib dialirkan dengan cara mengatur debit air menggunakan memakai keran supaya telur selalu terangkat didalam corong tadi. Jangan samapai telur menumpuk didasar corong. Apabila menumpuk telur dapat membusuk kepadatan telur sebesar 400-500 buah perliter air atau 10.000 ? 20.000 butir per corong. Telur yang dibuahi akan berkembang sedikit demi sedikit dan menetas menjadi larva.

Penampungan Larva Sementara

Benih patin yg baru menetas yang dikenal dengan sebutan larva ditampung sementara ditempat penampungan larva. Tempat penampumngan larva berupa hapa (Trilin) yg dipasang didalam bak penampunagan larva. Hal tadi dimaksudkan guna memudahkan pemanenan larva saat akan dipindahkan ketempat pemeliharaan. Benih-benih patin atau larva yg baru berumur 1 hari yang terbawah arus air dicorong penetasan diambil atau dipanen menggunakan menggunakan scop net halus secara hati-hati supaya benih-benih patin nir mengalami stres, kualitas air dan loka pemeliharaan, khususnya suhu atau temperatur, mendekati sama.

Pemeliharaan Benih

Larva yang baru menetas belum sempurnah, tetapi benih tadi masih memiliki cadangan kuliner didalam tubuhnya berupa kuning telur (yolk sack) kelangsingan hayati benih sangat dipengaruhi oleh kandungan kuning telur dan kualitas air ditempat pemeliharaan benih. Benih-benih patin berenang aktif secara vertikal menuju permukaan air.

Benih yg berasal dari tempat penampungan ad interim selanjutnya dipelihara ditempat pemelihaeraan benih. Tempat pemeliharaan benih bisa berupa akuarium/fiber glass. Akuarium atau fiber glass yang akan dipakai sebelumnya dibersihkan & dikeringkan buat menghindari terjadinya agresi penyakit. Setiap akuarium yg akan digunakan air higienis serta diberi aerasi guna menambah kandungan oksigen yang terlarut kedalam air. Pengisian air dilakukan 1-2 hari sebelum penebaran benih. Untuk setiap akuarium berukuran 60 x 45 x 30 cm dapat dipelihara benih sebesar 20.000 ekor. Jika ada pembeli yang akan membutuhkan benih-benih patin tadi bisa dijual eksklusif buat dipelihara atau didederkan ketempat lain.

Benih dipelihara di akuarium atau fiber glass selama dua ? Tiga minggu. Selama pemeliharaan, berdasarkan hari 1 ?10, benih patin diberi kuliner tambahan berupa Artemia yg telah ditetaskan ditempat terpisah & pemberiannya dilakukan setiap tiga - 4 jam sekali. Setelah hari ke 10 benih patin bisa diberi kuliner berupa kutu air (Dapnia sp) jentik nyamuk, cacing sutra. Jumlah kuliner yg diberikan disesuaikan menggunakan kebutuhan benih, Usahakan jangan hingga terdapat makanan yg tersisa guna menghindari terjadinya penurunan kualitas air yg dalam akhirnya bisa menyebabkan kematian benih.

Selam pemeliharaan lakukan penggantian air bersih 1 ? Dua hari sekali atau tergantung pada kebutuhan. Penggantian air bisa dilakukan secara hati-hati dengan cara menyipon atau sambil membuang kotoran yang berada di dasar wadah pemeliharaan menggunakan memakai selang mini . Penambahan air bersih dilakukan secara bertahap sedikit-sedikit guna menghindari terjadinya stres pada benih yang dipelihara hingga posisi air mendekati ketinggian semula.

HAMA DAN PENYAKIT IKAN PATIN

Salah satu hambatan yg sering diahadapi dalam budidaya patin adalah hama dan penyakit. Dalam pengendalian hama dan penyakit pencegahan merupakan tindakan paling efektif dibandingkan pengobatan. Tindakan pencegahan jua nir memerlukan porto yang akbar. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum pemeliharaan dimulai.

Hama

Serangan hama umumnya tidak separah serangan penyakit, hanya biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat pemangsa.

Penyakit

Secara generik penyakit yg menyerang ikan patin digolongkan ke dalam dua golongan yaitu penyakit yg ada akibat adanya gangguan factor bukan patogen, penyakit ini nir menular. Yang kedua yaitu penyakit yg muncul lantaran organisme patogen.

A. Penyakit non infeksi

Contoh penyakit non infeksi yaitu keracunan & penyakit kekurangan gizi. Beberapa factor yg mengakibatkan keracunan yaitu pemberian pakan yang kurang baik kualitasnya atu pencemaran air media akibat tumpukan bahan organic.

B. Penyakit Infeksi

C. PENANGGULANGAN PENYAKIT

DAFTAR PUSTAKA

Afriantio, Eddy dan Evi Liviawati. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta : 1993

Daelami, Deden. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta :2001

Khairuman & Dodi Sudenda. Budidaya Patin Secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta : 2002

Syofan & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Patin Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: