Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Aktivitas manusia sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan organisme air, contohnya aktivitas industri yang menghasilkan limbah (polutan) dapat mencemari air menjadi media hayati ikan sebagai akibatnya terjadi perubahan sifat ekamatra dan kimia air yang dapat membahayakan kehidupan ikan.

Selain itu, budidaya ikan yang dilakukan secara intensif dengan ciri padat penebaran sangat tinggi akan menaruh efek yg kurang baik lantaran ikan akan gampang menderita stres sehingga daya tahan tubuhnya akan menurun. Dalam syarat padat penebaran yang tinggi, penyebaran penyakit dari ikan lainnya akan lebih mudah. Pemupukan kolam serta anugerah pakan protesis seringkali kali juga menyebabkan terjadinya perubahan syarat lingkungan yg memungkinkan timbulnya aneka macam masalah hama penyakit.

Tindakan pencegahan lebih krusial menurut dalam pengobatan sebab pengobatan belum tentu menjamin total kesembuhan & memerlukan porto & energi nir sedikit.

Hal-hal yg harus diperhatikan dalam pencegahan ikan sakit :

a. Air dan pengairan

Salah satu cara mencegah terjadinya penurunan kualitas air yaitu menggunakan menghindari pemupukan yang berlebihan, pemberian pakan yg tidak sesuai, penebaran yang terlalu tinggi serta pencegahan supaya tidak terjadi pencemaran sang bahan-bahan lain yg berbahaya.

Agar ikan terhindar menurut kemungkinan gangguan penyakit yang terbawa sang genre air, usahakan menggunakan sumber air misalnya sumur bor atau dari asal air mata air. Jika permanen memanfaatkan sumber air sungai atau irigasi, sebaiknya ditempat-tempat pemasukan air dipasang filter. Selain efektif dalam mencegah timbulnya endemi pennyakit ikan yang disebabkan sang parasit tertentu, pula dapat menahan kotoran sampah juga ikan?Ikan yg berperan menjadi carier.

B. Pakan

Pakan alami maupun pakan buatan dapat membawa bibit penyakit. Agar pakan alami nir sebagai penyebab penularan penyakit usahakan pakan alami dibersihkan terlebih dahulu sebelum dijadikan ransum permanen bagi ikan. Pakan buatan bisa menjadi sumber parasit, terutama apabila kualitas pakannya jelek & cara pemberiannya yg nir sempurna.

C. Menjaga Kesehatan Ikan

Hal yang harus diperhatikan pada menjaga kesehatan ikan :

1. Menjaga kesehatan lingkungan budidaya

- Sanitasi kolam

- Sanitasi peralatan kerja

2. Memeriksa kesehatan ikan

d. Ikan

Bibit penyakit yang masuk ke areal perkolaman selain melalui genre air, tumbuh-flora air, jua menumpang dalam fauna (ikan) yang masuk secara nir sengaja juga sengaja dimasukan (ikan peliharaan).

1. Ikan liar

dua. Pengelompokan ikan

3. Ikan tebaran

Ikan yang akan dipelihara pada lingkungan yg baru usahakan diperiksa, meskipun tidak menerangkan tanda-tanda kelainnan atau sakit. Sebelum ditebarkan kedalam kolam, ikan direndam terlebih dahulu pada larutan PK 20 mg/l selama 30 mnt atau pada larutan formalin (1 ml per 10 l air) & larutan Malachyt green 4 mg/l selama 15 mnt dalam wadah spesifik atau bak penampungan.

E. Karantina

Tindakan karantina ini buat mencegah tersebarnya penyakit & parasit ikan yang berasal dari suatu daerah atau pulau lain.

Tindakan pencegahan sebenarnya menjadi menjadi galat satu unsur yang telah terkait didalam pola teknik budidaya ikan serta perlu dilaksanakan selama aktivitas produksi ikan, yakni sejak persiapan kolam, sampai aktivitas tanggal panen (penyiapan, pengangkutan, & pemasaran).

Beberapa tindakan pencegahan berikut dimaksudkan :

1. Untuk mencegah masuknya endemi penyakit disuatu tempat budidaya ikan

2. Untuk mencegah penyakit agar tidak meluas kedaerah usaha budidaya yang lainnya

3. Untuk mengurangi kerugian produksi ikan ditimbulkan oleh timbulnya suatu wabah penyakit ikan

Sistematika & Morfologi

Adapun sistematika ikan Tambakan adalah sebagai berikut :

Species : Helostoma temmicki

Genus : Helostoma

FamIli : Anabantidae

Sub ordo : Anabantioidae

O r d o : Labyrinthici

Ikan tambakan memiliki badan pipih kesamping (compressed) memanjang lonjong. Mulut bisa disembulkan, celah mulut horizontal sangat mini . Rahang atas & bawah sama, bibir tebal memiliki perpaduan gigi biasanya ujungnya hitam. Sisik bergerigi ukuran sedang, linea literalis terputus dibawah sirip dorsal. Sirip punggung terdiri berdasarkan 16-18 duri dan 13-16 jari-jari lemah, terletak didepan anal. Sirip dubur mempunyai 13-15 duri & 17-19 jari-jari lemah. Sirip punggung & dubur yang lemah membulat & ujungnya lebih tinggi dari pada bagian yg berjari-jari keras, yg memiliki sisik pada dasarnya, & berjari-jari yg bercabang. Sirip dada membulat, sirip perut terletak dibawah sirip dada dan berjari-jari keras memiliki 5 jari-jari yg pertama mengalami modifikasi berbentuk benang memanjang. Tinggi badan 2 kali panjang standar atau lebih kurang 2 setengah kali panjang total. Sisik pada wilayah punggung kehijau-hijauan atau kelabu, lebih terperinci dalam bagian perut dan memiliki garis longitudinal. Sisik tergolong ctenoid, bila diraba kasar karena adanya duri-duri pada bagian tepi.

Dikalangan para peternak ikan Tambakan Jawa Barat dikenal 2 ras ikan Tambakan, yaitu :

Tambakan Kanyere

Benih berwarna kekuning-kuningan, badan relatif lebih panjang, 2 atau 3 sisik pada punggung atau di badan mengkilap, bintik mata agak kelabu, badan lebih keras. Jika induk matang telur perut membengkak hanya dekat lubang genital saja. Berat aporisma tambakan kanyere hanya bisa mencapai 200 gr/ekor.

Tambakan Gibas

Benihnya berwarna kehijau-hijauan, perut putih mengkilat menggunakan sisik yang berada pada daerah punggung, berwarna kehuijau-hijauan atau kebiru-biruan, mata jernih, badan buntek dan lebar tetapi lembek. Induk betina yang telah matang kelamin perutnya membengkak mulai berdasarkan lubang genital sepanjang rongga perut. Berat tubuh sanggup mencapai 500 gr/ekor bahkan 1 kg.

Syarat Tumbuh Ikan Tambakan

Ikan Tambakan adalah ikan sungai & rawa yg memakan phyto dan zooplankton dipermukaan air atau dibagian tengah. Ikan ini umumnya dipelihara tidak lebih berdasarkan ketinggian 750 m dpl, & cocok pada suhu 25?30 0C. Ikan ini tahan terhadap kondisi kadar oksigen rendah karena memiliki alat pernapasan tambahan.

Kebiasaan Makan / Feeding Habits

Ikan Tambakan baik benih juga ikan dewasa menyukai plankton yang melayang?Layang dipermukaan air. Oleh karenanya, ikan ini menyukai daerah bagian atas & wilayah pertengahan perairan. Melihat norma mencari makan tidaklah sulit, maka buat memberikan pakan tambahan dapat memberikannya dedak, ampas memahami, bungkil, dan sisa-residu dapur maupun bahan kuliner lainnya.

Kebiasaan Berkembang Biak

Ikan ini mulai berbiak sehabis berumur 12-18 bulan dan panjang total 20 centimeter. Ovarium yg sudah siap biasanya berwarna kuning & penuh menggunakan pembuluh darah terutama bagian lateral sebelah pada. Ikan ini memijah sepanjng tahun tanpa adanya ketika yang spesifik buat memijah.

Frekwensi pembiakan dapat terjadi setiap tiga bulan sekali bila tersedia kuliner alami yang mencukupi. Telur-telur akan menetas dalam jangka saat 24 jam sesudah pembuahan & benih / larvanya melekat dibawah tumbuh-tanaman atau benda-benda yang mengapung. Biasanya benih-benih akan berlangsung selama 3-4 hari.

Pemijahan Ikan Tambakan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemijahan antara lain adalah :

a. Pemilihan induk

Induk tambakan yg telah matang kelamin bisa dicermati dari ciri-cirinya misalnya berikut :

Betina

Badannya relatif tebal relatif membulat, jinak. Sisiknya terutama mulai berdasarkan dagu ke perut putih bersih berdasarkan dalam jantan. Perut mengembang menggunakan pangkal sirip dada berwarna kemerah-merahan.

Jantan

Badan nisbi lebih tipis, memanjang dan kelihatan liar. Warnanya mulai dari dagu ke perut lebih gelap daripada ikan betina. Apabila perutnya pada tekan maka akan keluar cairan putih (sperma). Pada punggung & pipi sampai dagu masih ada banyak sisik yg berwarna kehitam-hitaman.

B. Persiapan kolam

Kolam dikeringkan selama dua-tiga hari apabila hari panas terik, sedangkan bila cuaca mendung maka lakukan selama lima hari. Bersamaan menggunakan pengeringan maka lakukan pembalikan lumpur dasar kolam dan pembuatan kemalir dengan lebar 40 centimeter dan kedalamannya 20 cm. Tanah yang menutupi sebagian atau seluruh saluran sebaiknya segera dibereskan dan diangkat keatas dasar kolam. Permukaan kolam, terutama bagian pinggir / tepinya tutup dengan lapisan jerami segar, yg membantu induk tambakan mencari tempat terlindung yang strategis buat melaksanakan pemijahan.

C. Pemijahan

Pemasukan air dilakukan pagi hari kurang lebih jam 06.00. Setelah air masuk kurang lebih dua/tiga bagian kolam, lebih kurang 40 centimeter dibagian pemasukan & 70 cm dibagian pebgeluaran. Induk induk yang telah diberok selama 3-7 hari dilepaskan ke pada kolam. Pelepasan induk jangan melebihi jam 10.00.

Pemijahan ikan tambakan pada tandai menggunakan tercium bau amis dalam permukaan air kolam. Telur akan terlihat bergaris tengah 1-1,lima mm, terapung karena adanya lapisan globul lemak. Telur yang akan dibuahi & hidup berwarna kuning keputih-putihan bila baru & berwarna kehitaman dalam hari berikutnya. Telur yg nir dibuhi akan tewas dan berwarna kelabu atau keputih-putihan.

Embrio telur yang telah dimuntahkan akan mengalami perubahan warna pada perkembangannya, yaitu akan berwarna coklat setelah 6 jam, kemudian berwarna coklat gelap setelah 12 jam, dan kehitam-hitaman selesainya 18 jam. Akhirnya telur-telur tersebut akan menetas dalam saat 24 jam. Penetasan ini nir akan sekaligus, teapi monoton & baru selesai setelah 12 jam.

Larva yg baru menetas akan terapung dengan perut diatas & poly mengandung pigmen. Setelah larva berumur 2 hari mereka akan berenang dengan perut dibawah. Hingga mencapai hari keempat benih masih belum aktif berenang namun tetap tinggal membisu didalam jerami. Selama itu benih / larva belum membutuhkan makanan menurut luar karena masih disuplai menggunakan kuning telurnya yg ada pada dalam tubuhnya.

Setelah 7 hari lalu kolam yg telah terisi benih tambakan dipupuk dengan pupuk sangkar 20 kg buat kolam seluas 100 m2 & pupuk hijau sebesar 40 kg. Dapat juga dibubuhi pupuk TSP yg sudah dilarutkan terlebih dahulu pada air dengan jumlah 1 kg buat kolam seluas 100 m2. Setelah ikan berumur 10 hari, tanah dasar kolam harus diaduk 2 kali sehari supaya organisme makanan yang berada pada dasar kolam bisa terapung. Benih dipelihara besama-sama dengan induk di dalam kolam pemijahan selama 30 hari. Untuk menambah makanan bagi induk?Induk dapat di masukkan dedak.

Apabila menggunakan kolam pemijahan yang terpisah menggunakan kolam penetasan dan perawatan benih, kolam pemeliharaan benih wajib dipersiapkan terlebih dahulu dengan pengeringan dan pemupukan. Lantaran belum terdapat benih, pupuk yg digunakan ukurannya lebih poly yaitu pupuk yang dipergunakan pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2. Pengaliran air buat memindahkan benih tambakan usahakan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu air rendah.

Pembesaran Ikan Tambakan

Untuk mendapatkan ikan tambakan yang berukuran konsumsi, maka benih yang baru berumur 30 hari perlu dirawat dan di besarkan dalam kolam. Sebelum kolam dipergunakan, kolam harus dikeringkan hingga dasar kolam sedikit retak. Pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit dan hama contohnya gabus maupun mujahir. Kemudian tebarkan pupuk sangkar (kotoran ayam, kambing, kerbau, sapi) sebanyak 1 kuintal buat luas kolam 100 m2 koam. Kemudian air dimasukan dengan terlebih dahulu memasang saringan pada pintu pemasukan air buat mencegah hama yang nir dikehendaki masuk bersama air. Pemasukan air ini sebaiknya tidak terburu?Buru hingga penuh relatif sedalam 20 cm saja. Ini sengaja menggunakan maksud agar pembusukan (penguraian) pupuk cepat sehingga bila masih ada hewan yg masuk ke pada kolam akan mati.

Setelah sekitar lima hari permukaan air naikan hingga ketinggian yg dikehendaki, umumnya antara 40-70 cm. Pada hari ke 7 atau ke 10 supaya lebih konfiden pembusukan telah berakhir maka ikan kolam tambakan yang berumur 30 hari tersebut sudah dapat menempatinya yang sudah ditumbuhi sang makanan alami.

Anak ikan yg telah berumur 1 bulan bisa dibesarkan di kolam selama 40 hari buat menerima benih tambakan sebesar 3-lima centimeter atau berat per ekornya dua gram.

Benih-benih yg ukuran tiga-lima cm (dua gr) dengan kepadatan 3.000 ekor per 100 m2 kolam, bisa dibesarkan lagi buat menerima benih yang ukuran lima gr/ekor hanya dalam jangka waktu 30 hari. Tentunya persiapan kolam misalnya sediakala lagi buat menjaga kuliner bagi benih.

Untuk mendapatkan ikan yg ukuran komsumsii ukuran 50 gr setiap ekornya, maka ikan-ikan yang ukuran berat 5 gram harus dipelihara selama 60 hari lagi, dengan persiapan kolan misalnya ketika-ketika sebelumnya.

Makanan tambahan yang umumnya diberikan yaitu dedak halus yg ditebarkan kepada semua bagian atas kolam. Pemberian pakan tambahan bisa diberikan pada dalam pagi hari lebih kurang pukul 10.00 & sore hari pukul 17.00. Pemberian dedak ini boleh berlebih berdasarkan yang diharapkan, karena walau nir tergoda nantinya akan sebagai pupuk yg akan membantu pertumbuhan pakan alami ikan.

Hama Pengganggu & Pemberantasannya

Hama dikenal menjadi pemangsa (predator) adalah organisme hidup yang sanggup terdiri dari hewan air ataupun fauna darat. Hama yg generik ditemukan antara lain ular air, bulus (kura-kura), biawak, sero (lingsang), kodok dan burung.

Pemberantasan yg paling efektif yaitu dengan cara mekanik atau menggunakan membunuhnya secara pribadi jika kebetulan ditemukan dilokasi. Cara lain yaitu menggunakan memasang perangkap (ranjau) bagi jenis hama tertentu dan memasang umpan yg telah dicampur dengan racun.

Selain hama, terdapat jua sekelompok hewan yg dapat digolongkan kedalam insekta air. Kelompok fauna ini banyak ditemukan pada areal pembenihan dan pendederan ikan, terutama menyerang serta memangsa telur dan benih ikan yg masih mini . Berikut diantara insekta air yang acapkali ditemukan dalam kolam pembenihan atau pendederan ikan tambakan.

Kini-kini

Kini-kini hidup dibawah permukaan air, berasal dari capung (ordonata). Kemampuan menangkap dan memakan mangsanya sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Cara memangsannya mula-mula ikan ditangkap kemudian menghisap darah dan memakan mangsanya dengan cara bertahap.

Pemberantasan

? Menghalangi capung agar nir bertelur dipermukaan air

? Mengurangi padat penebaran

Ucrit

Ucrit (peupeundeuyan) adalah larva berdasarkan Cybister atau kumbang air. Bentuknya memanjang misalnya ulat, berwarna kehijauan, panjangnya 3-lima centimeter. Mula-mula ikan ditangkap & dilumpuhkan dengan ujung ekor yang bercabang 2 dan tajam. Ikan digenggam erat, mangsanya dimakan bagian demi bagian dengan cara digigit.

Pencegahan

? Gunakan sistem filter pada kolam pembenihan maupun kolam pendederean

? Hindari penebaran ikan pada kolam yg digenangi lebih berdasarkan satu minggu

? Padat penebaran jangan terlalu tinggi

? Gunakan sumber air yang kira-kira nir mengandung bibit parasit dan hama

Notonekta

Bentuk juga berukuran badan notonekta (bebeasan) persis misalnya butiran beras dan semua berdasarkan bawah badannya (perut) berwarna putih. Hewan ini membunuh mangsanya dengan alat penusuk sekaligus berfungsi sebagai indera penghisap cairan tubuh ikan yang diserang.

Pencegahan

Pemasangan saringan dalam pintu pemasukan air.

Pemberantasan

? Percikan minyak tanah keseluruh bagian atas air kolan sebesar 0,lima l/50 m2 luas bagian atas air

? Penyemprotan kolam menggunakan insektisida menggunakan takaran 0,lima-1,0 ml/m2 air & abaikan selama 24 jam.

Parasit Penyebab dan Pemberantasannya

Penyakit ikan gampang sekali ditularkan menurut satu ikan terhadap ikan lainya melalui kulit, insang, & terutama melalui air menjadi media hayati ikan. Penurunan produksi bisa diakibatkan oleh adanya endemi penyakit, hama dan pengganggu. Penyebab penurunan produksi harus dikendalikan & diberantas sampai tuntas tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.

Adapun jenis penyakit yg menyerang ikan tambakan bisa dilihat dalam tabel dibawah ini berikut pengendalian & pemberantasannya.

Tabel 1. Penyakit dan tanda-tanda

Tabel dua. Penyakit, pencegahan dan penanggulangannya

DAFTAR PUSTAKA

Daelami, D. 2002. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta

Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian Badan Pendidikan & oenyuluhan Pertanian. SUPM Bogor

Kusumah, H. 1985. Penyakit & Hama Ikan. Departemen Pertanian Badan pendidikan, Latihan & penyuluh Pertanian. SUPM Bogor

Susanto, H. 1990. Budidaya Ikan di Pekarangan. Peenebar Swadaya. Jakarta

Yusmaningsih J. Dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Ikan Tambakan Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: